STQH Nasional di Jambi Siapkan Generasi Qur’ani untuk Indonesia Hebat
NU Online · Sabtu, 21 Oktober 2023 | 14:00 WIB

Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama H Ahmad Zayadi saat galawicara di kanal Youtube NU Online pada Jumat (20/10/2023). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube NU Online).
Ali Musthofa Asrori
Penulis
Jakarta, NU Online
Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits Nasional rencananya akan diselenggarakan di Provinsi Jambi mulai 29 Oktober hingga 7 November 2023. STQHN tahun ini mengusung tema ‘Dengan STQH Nasional, Kita Siapkan Generasi Berkarakter Qur’ani dalam Mewujudkan Indonesia Hebat.’
Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama H Ahmad Zayadi mengatakan hal tersebut dalam galawicara tentang STQH Nasional ke-27 yang ditayangkan di YouTube NU Online, Jumat (20/10/2023) malam.
“Harapannya mudah-mudahan event nasional yang sudah direncanakan jauh-jauh hari ini akan bisa berlangsung dengan lancar, sukses, dan event ini menjadi instrumen bagi terlimpahnya keberkahan untuk kita semua,” ujarnya.
Zayadi mengatakan setidaknya ada dua diksi dalam tema STQH Nasional ke-27 di Jambi, yakni menciptakan generasi Qur’ani dan dan Indonesia Hebat. Harapannya cara terbaik dalam melandasi Indonesia Hebat tentu diisi oleh generasi-generasi Qur'ani.
Pada momen STQH ke-27 di Jambi ini, pihaknya berobsesi meningkatkan kualitasnya, mulai kualitas proses hingga kualitas penyelenggaraan. Harapannya tentu ketika kualitasnya semakin baik maka hasilnya pun akan semakin jauh lebih baik dibandingkan dengan agenda-agenda sebelumnya.
Baca Juga
Ikhtiar Membentuk Generasi Qur'ani
“Oleh karena itu, ada hal baru di STQH ke-27 di Jambi ini terutama bagaimana kemudian panitia sudah menyiapkan beberapa cara berbasis pada layanan digital,” kata pria asal Brebes, Jawa Tengah ini.
“Mulai dari pendaftarannya itu menggunakan pendaftaran online, basisnya adalah digital elektronik. Kemudian sampai kita menyiapkan maqranya, yakni soal-soal yang nanti akan dimusabaqahkan. Ini semuanya dikemas dengan cara-cara digital agar kita bisa menjaga akuntabilitas dari proses penyelenggaraan,” sambungnya.
Menurut Zayadi, dalam banyak hal muaranya ingin menjaga objektivitas. Dengan akuntabilitas dan objektivitas, harapannya STQH Nasional ini akan lebih berkualitas. “Ini semuanya tas-tas-tas nih. Akuntabilitas, objektivitas, untuk kualitas yang lebih baik. Akhirnya tuntas,” ujarnya berkelakar.
Saat ditanya tentang jumlah peserta STQH, Zayadi mengatakan bahwa total pesertanya ada 736. Mereka telah dinyatakan absah setelah melalui sejumlah proses hingga verifikasi dan validasi.
“Dan yang melakukan itu tidak hanya Kemenag, tetapi juga melibatkan kawan-kawan dari Dukcapil Kemendagri untuk memastikan bahwa peserta itu benar-benar mewakili daerahnya. Bukan peserta bonbonan, misalnya. Ini lagi-lagi kita harus menyampaikan ke publik karena seleksinya sangat luar biasa,” tandasnya.
Zayadi dalam kesempatan Visit to Media itu didampingi Kasubdit Rijal Ahmad Rangkuty. Sebelumnya, Visit to Media juga dilakukan ke Radio Republik Indonesia (RRI).
“Kami senang sekali bisa bersilaturahmi ke NU Online sebagai media resmi PBNU. Semoga kita bisa terus bersinergi dan bermanfaat bagi umat,” ujar Rijal, sapaan akrabnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
4
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
5
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
Terkini
Lihat Semua