Nasional

Pidato Ketum PBNU: Menghadapi Transformasi Digital

Jum, 15 Oktober 2021 | 01:00 WIB

Pidato Ketum PBNU: Menghadapi Transformasi Digital

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. (Foto: NU Online/Suwitno)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj didaulat memberi sambutan pada Opening Mobile Digital Academy, Eco Creative Academy & Film Competition Launch, serta Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) & Studium Generale Universitas Islam Malang (UNISMA), Kamis (14/10/2021). Berikut adalah sambutan lengkapnya, yang NU Online transkrip dari akun Youtube Humas Unisma Official. 
***
 
Assalâmu’alaikum wr. wb. Bismillah. Alhamdulillâh, wasshalâtu wassalâmualâ sayyidina wamaulâna wasyafî’ina wahabîbina Muhammad Rasûlillah, wa’alâ âlihi washahbihi waman tabi’a sunnatahu wajamâ’atah, min yaumina haza ilâ yaumin nahdlah.
 
Yang saya hormati, Rektor Universitas Islam Malang Prof Dr H Maskuri. Bapak, ibu, warga Nahdliyin yang berbahagia.
 
Kita tengah memasuki tatanan dunia baru, dan menjadi keharusan bagi kita semua untuk sadar sekaligus mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan dan perubahan yang ada. Di antaranya ketergantungan terhadap teknologi menjadi realitas sehari-hari yang tidak bisa dipungkiri.
Negara-negara maju dan para aktor global sedang saling bersaing ketat dan memperebutkan pengaruhnya melalui penguasaan internet, telekomunikasi, kecerdasan buatan, media sosial, platform-platform digital, virtual reality, drone dan eksplorasi ruang angkasa.
 
Hingga saat ini, tren yang berkembang masih didominasi kekuatan teknologi tinggi dan sistem kapitalisme yang melahirkan elit tekno-oligarki. Masyarakat dan negara-negara berkembang hanya menjadi konsumen yang tidak memiliki kebudayaan.
 
Ancaman bencana ekologis adalah realita yang harus diwaspadai. Realitas perubahan iklim dengan berbagai konsekuensinya, kerusakan lingkungan yang berkepanjangan, over ekploitasi sumber daya alam untuk kepentingan ekonomi, dan polusi sampah dan plastik, adalah fakta yang menuntut kepedulian warga dunia, dan penanganan yang bersifat mendesak. Di samping krisis air, pangan dan energi di masa depan yang perlu segera diantisipasi. Perubahan struktur hubungan antar manusia, budaya dan tatanan sosial baru yang membutuhkan solusi.
 
Saat ini kita tengah berada di dunia yang tanpa batas, dengan derasnya arus informasi yang tidak mudah dibendung. Sehingga susah membedakan mana informasi benar dan mana yang salah. Demikian halnya saat ini kita sedang menghadapi serbuan narasi radikalisme, terorisme dan liberalisme, semakin massif dan intensif menanamkan pengaruhnya melalui pintu pop culture (kebudayaan pop), melalui film, musik, animasi, game dll. Serta tren pertemanan global, kerja sama lintas batas dan menjadi komunitas global yang saling mempengaruhi tak bisa dipungkiri.
 
Maka, sangat mendesak bagi kita untuk segera melakukan rekayasa sosial dari kebudayaan, dengan strategi yang lebih komprehensif, agar kita mampu menjaga stabilitas sosial, menjaga identitas budaya dan karakter bangsa, agar tidak tereduksi.
 
Bagi warga Nahdliyin dan seluruh jejaring Nahdlatul Ulama di semua lapisan, mari kita segera berbenah diri. Kita harus menjadi leader dalam tranformasi digital. Harus mampu menjadi ekosistem Nahdliyin yang kokoh, mandiri, berdaulat, berdaya saing dan berdaya tawar tinggi. 
 
Segera percepat taqwiyaul jam’iyah wal jamaah dan ukhuwah diniyah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniah ‘âlamiyah.
 
Segera ambil peran-peran strategis dalam kehidupan sosial: pendidikan, ekonomi, budaya, politik, iptek dan keamanan. Perkokoh kedaulatan syiar agama Islam di Indonesia dengan spirit Islam Nusantara yang ramah, damai dan toleran di kanal online maupun offline. Segera isi semua ruang kosong kehidupan, kerakyatan, kebangsaan dan kenegaraan dengan nilai-nilai, tradisi, spirit dan khazanah Nahdlatul Ulama.
 
Khusus bagi perguruan tinggi dan pesantren-pesantren di lingkungan NU, mari kita perkuat riset-riset ilmiah. Sehingga warga nahdliyin semakin maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkuat pengabdian kepada masyarakat agar NU selalu hadir, hidup dan senantiasa melayani masyarakat. Serta yang paling penting lagi, kita harus selalu optimis dan pantang menyerah dengan keadaan.
 
Bagi seluruh jejaring organisasi NU di semua tingkatan dan warga Nahdliyin di mana pun berada, mari kita perkuat pengolahan dan pemanfaatan potensi sumber daya hayati yang ada di sekitar kita sebagai sarana kebangkitan ekonomi, kesehatan dan industri kreatif untuk kemajuan kehidupan. Karena sungguh tidak ada yang sia-sia yang Allah SWT ciptakan di sekitar kita, pasti ada manfaatnya dan ada faedahnya. 
 
Syukran wadumtum filkhairi walbarakâti wan najâh. Wallâhul muwaffiq ilâ aqwamith tharîq. Wassalâmu’alaikum wr. wb.