Nasional

Gebrakan Baru Transformasi Pendidikan Dakwah Digital Sangat Dibutuhkan

Sab, 9 Oktober 2021 | 22:00 WIB

Gebrakan Baru Transformasi Pendidikan Dakwah Digital Sangat Dibutuhkan

Wasekjen PP GP Ansor KH Aunullah A’la Al-Habib (Gus Aun). (Foto: Tangkapan layar YouTube Pesantren Manggisan)

Jakarta, NU Online
Wasekjen PP GP Ansor, KH Aunullah A’la Al-Habib, mengungkapkan bahwa gebrakan baru pada transformasi pendidikan dakwah digital sangat dibutuhkan saat ini. Hal tersebut sekaligus menjadi jawaban dari perubahan perilaku kalangan muda yang diketahui lekat dengan media sosial dalam upaya menjemput suatu informasi, termasuk pendidikan agama.


“Sesuatu ini (dakwah digital) harus diperankan. Karena segmen milenial itu, daripada orangtua, kiai, mereka lebih dekat ke smartphone-nya masing-masing. Otomatis mau tidak mau ruang itu harus dimasuki,” tuturnya kepada NU Online, Jumat (8/10/2021).


Menurut Gus Aun, sapaan akrabnya, fenomena ini perlu sigap ditanggapi lantaran sifat media sosial yang bekerja sesuai dengan algoritma. Sistem tersebut membawa media cenderung menyajikan suatu informasi berdasarkan tingkat kepopuleran. 


“Populer dianggap sumber informasi, sehingga ketika orang itu sudah populer, maka bisa ditanya apa saja. Begitu juga ustadz populer. Misalnya, ada ustadz ahli bahasa Arab, tiba-tiba ditanya masalah fiqih, tafsir dan sebagainya,” paparnya.
 

“Padahal dia sarjana bahasa Arab, tapi karena populer, dia ditanya banyak hal. Nah, alat kepopuleran ini mereduksi sesuatu yang seharusnya muncul,” sergah Gus Aun.


Percepatan teknologi
Menurut Gus Aun, percepatan teknologi yang merambah ke segala sisi tak hanya menghadirkan segudang manfaat yang dirasa. Dampak dari melubernya asupan informasi yang diterima kalangan muda pun merupakan salah satu dari sekian yang paling ia soroti. 


“Jadi kalau dibilang kendala kita apa di era milenial, kendalanya adalah banjirnya informasi,” terang Pengasuh Pesantren Al-Huda Doglo, Boyolali ini.


Selain itu, lanjut dia, metode berdakwah pun perlu ada pembaharuan. Tak hanya berfokus pada materi yang disampaikan, tapi juga dengan menyesuaikan pakem yang nyambung dengan kalangan muda agar bisa menjangkau dan lebih diterima mereka. 


“Ini sebenarnya tantangan kita semua. Bukan hanya belajar soal metode dakwah, tapi juga belajar metode komunikasi, editing dan sebagainya. Sehingga kita bisa masuk ke ruang-ruang yang selama ini belum optimal. Ini harus dilakukan,” tandasnya. 


Gus Aun berharap, pada era percepatan teknologi yang masif seperti sekarang ini, ke depannya lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama bisa memaksimalkan transformasi dakwah berbasis digitalnya dengan segera.


“Mau tidak mau kita harus giat di medsos. Bukan hanya kita, tapi jam’iyah Nahdlatul Ulama, Ansor, Banser, harus bertransformasi pola dakwahnya menyesuaikan alam digital,” tegasnya.


“Meskipun ke depan kita harus memikirkan platform baru, sehingga orang datang ke situ benar-benar ingin mencari sesuatu. Bukan karena ketidaksengajaan seperti media mainstream saat ini,” sambung Gus Aun.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori