Nasional

Kiai Said: Perusakan Masjid Ahmadiyah Bertentangan dengan Perintah Al-Qur’an

Sel, 7 September 2021 | 04:30 WIB

Kiai Said: Perusakan Masjid Ahmadiyah Bertentangan dengan Perintah Al-Qur’an

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj berpesan agar masyarakat tidak meremehkan atau mencaci maki orang yang tidak menyembah Allah apalagi sesama (Islam) meski berbeda kepentingan, madzhab, dan pendapat. (Foto: NU Online/Suwitno)

Cirebon, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa aksi perusakan Masjid Jamaah Ahmadiyah Indonesia di Sintang, Kalimantan Barat yang terjadi pada Jumat (3/9/2021) lalu bertentangan dengan perintah Al-Qur’an. 

 

Ia mengutip QS Al An’am: 108 Wa lâ tasubbulladzîna yad’ûna min dûnillâhi fa yasubbullâha ‘adwam bighairi ‘ilm, kadzâlika zayyannâ likulli ummatin ‘amalahum. Artinya, "Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka."

 

Kiai Said berpesan agar masyarakat tidak meremehkan atau mencaci maki orang yang tidak menyembah Allah apalagi sesama (Islam) meski berbeda kepentingan, mazhab, dan pendapat.

 

"Ini perintah Al-Qur’an, ajaran Walisongo, dan para ulama. Kiai kampung tidak pernah mengajarkan ahlak yang rusak, (mereka) selalu mengatakan untuk solid, bersatu," terang Kiai Said dalam acara Haul ke-32 Almaghfurlah KH Aqil Siroj di Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, Senin (6/9/2021).

 

Dikatakan, setiap orang memiliki kebanggaan masing-masing terhadap agama, ras, suku dan budayanya. Oeh karena itu jika ingin berpegang teguh dengan Al-Qur’an harus menghargai setiap perbedaan. 

 

"Kalau ingin betul-betul berpegang teguh dengan Al-Qur’an, mari bersama-sama menghormati setiap perbedaan; perbedaan budaya, bahasa, adat-istiadat, agama, maupun pendapat. Tidak boleh menghina satu sama lain," pesan Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kiai Said kembali menegaskan sikap NU, yaitu menolak dan mengutuk kekerasan terhadap siapa pun, dengan alasan apa pun.

 

"Kalau memang Ahmadiyah salah, bukan begitu cara menyelesaikannya. Jika keliru, bukan begitu cara menunjukkan kebenaran; dan kalau sesat bukan begitu cara menasihatinya," terang alumni Universitas Umm Al-Quro, Makkah, Arab Saudi itu.

 

Ia menjelaskan NU sejauh ini telah melakukan upaya untuk membantu menyelesaikan aksi perusakan Masjid Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat. 

 

"Alhamdulillah, sekarang NU Kalimantan sudah bergerak dan sedang menuntut hukum untuk ditegakkan kepada siapa pun. Pelakunya harus dikenakan sanksi hukum yang seadil-adilnya," kata kiai kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 68 tahun lalu itu.

 

Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan