Nasional

Ketika Ustadz Yusuf Mansur Takjub pada Kiai Najib Abdul Qodir Krapyak

Ahad, 20 September 2020 | 07:00 WIB

Ketika Ustadz Yusuf Mansur Takjub pada Kiai Najib Abdul Qodir Krapyak

KH Muhammad Najib Abdul Qodir dan Ustadz Yusuf Mansur di Pesantren Al Munawwir Krapyak. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta, NU Online

Pada Kamis (17/9) lalu, Ketua Pengurus Wilayah Jam'iyatul Qurra' wal Huffadz (JQH) DIY, KH Ujang Sihabuddin, membagi tautan youtube di WAG JQH DIY. Judulnya ‘KH Yusuf Mansur Saat Setoran Qur'an Sama KH Muhammad Najib Abdul Qodir di PP Al Munawwir Krapyak’. Video yang kali pertama diunggah pada Rabu (16/09) itu sampai tulisan ini dibuat, Ahad (21/09) telah ditonton 33 ribu kali.

 

Dalam video itu, terlihat Ustadz Yusuf Mansur ditemani seorang kawan yang juga alumni Krapyak, mengajak kedua putranya sowan kepada Romo Kiai Najib. Boleh disebut inilah pertemuan Ustadz Selebritis cum Pebisnis dengan Kiai Sepuh Tradisional.

 

Saat masuk ke ndalem Kiai Najib, Ustadz Yusuf Mansur melihat belasan santriwati yang duduk bersimpuh tepat di pintu ndalem, menunggu giliran setoran. Kiai Najib yang ada di balik tirai ruang tamu ndalem, menyimak hafalan santri putri satu per satu.

 

Satu komentar meluncur dari Ustadz Yusuf Mansur, "Ini Si Mbah Kiai masih menerima setoran langsung? Subhanallah." Mendengar ucapan penuh ketakjuban itu, kawan Ustadz Yusuf Mansur pun menyahut, "Ya begitulah Romo Kiai Najib, terus istiqomah menerima setoran."

 

Lalu ramah tamah antara Ustadz Yusuf Mansur dengan Romo Kiai Najib pun terjadi. Dengan duduk bersimpuh, Ustadz Yusuf pun menyetorkan hafalan QS Al Fath. Pada beberapa bagian sempat dibetulkan oleh Romo Kiai Najib.

 

Putra KHR Abdul Qodir Munawwir

Romo Kiai Najib, atau lengkapnya KH Raden Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir adalah putra dari KHR Abdul Qodir Munawwir bin KH Ahmad Munawwir bin KH Abdullah Rasyad. Kiai Najib ditinggal wafat ayahandanya (Kai Abdul Qodir) saat masih berumur enam tahun. Romo Najib kemudian mendapat bimbingan khusus dari sang Paman, almaghfurllah KH Ali Maksum.

 

Ia lantas menjadi santri kinasih yang mendapat ijazah qira’ah sab’ah dari Mahaguru Al-Qur'an di Jawa KH Arwani Amin Kudus. Nama terakhir ini telah mendapat ijazah serupa dari KH Munawwir, muasis Pesantren Krapyak, yang tak lain adalah kakek dari Kiai Najib sendiri.

 

Pesantren Al Munawwir didirikan oleh Simbah Kyai Haji Raden Munawwir pada 1911, sebelumnya beliau belajar di Makkah selama 21 tahun yakni pada kurun 1888-1909.

 

Mengigau hafalan Al-Qur'an

Ada sebuah cerita yang pernah disampaikan KH Fairuzi Hafidz, salah satu pengasuh pondok kepada penulis. "Dulu saat di Makkah, KH Munawwir kirim surat kepada orang tuanya yang ada di Yogya, isinya mohon doa restu ingin menghafal Al-Qur'an di sana," terangnya.

 

Saat orang tuanya masih agak heran karena Al-Qur'an cukup tebal, sudah datang surat kedua.

 

"Alhamdulillah berkat restu bapak-ibu, ananda mampu menghafal Al-Qur'an," sebut KH Fairuzi seraya menjelaskan kedua surat dari Si Mbah Kiai Munawwir hanya berjarak sekitar 40-70 hari.

 

Hingga saat ini kepemimpinan Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak mencapai generasi ketiga. Dipegang tujuh pengasuh yang diketuai KH R Muhammad Najib Abdul Qodir. Menurut pengakuan beberapa santri ndalem, ia saat mengigau dalam tidur saja yang keluar adalah hafalan Al-Qur'an, begitu juga saat sema’an, tertidur langsung bisa meneruskan bacaan sebelumnya.

 

Kiai Najib saat ini berusia 64 tahun. Ia yang tetap tampil bersahaja, namun memiliki kemampuan menghafal yang linuwih, pantas membuat Ustadz Yusuf Mansur pun terpana.

 

Kontributor: Bramma Aji Putra

Editor: Kendi Setiawan