Daerah

Tradisi Khataman Al-Qur'an pada Shalat Tarawih di Almunawwir Krapyak

Sab, 25 Mei 2019 | 21:30 WIB

Tradisi Khataman Al-Qur'an pada Shalat Tarawih di Almunawwir Krapyak

Khataman 30 Juz Al-Qur'an di Masjid Pesantren Almunawwir, Krapyak, Jumat (24/5)

Yogyakarta, NU Online
Ribuan santri berbaur dengan masyarakat memadati Masjid Jami Almunawwir Krapyak Yogyakarta, Jumat (24/5) malam. Mereka terlihat khusyuk mengikuti khataman Tarawih 30 Juz Al-Qur'an sekaligus memperingati Nuzulul Qur'an. 

Tradisi ini selalu diperingati di setiap malam 20 Ramadhan di Pondok Pesantren Almunawwir Krapyak. Sejak berdiri pada tahun 1911, Pesantren Almunawwir selalu memfokuskan diri dalam pengembangan pendidikan Alquran, baik metode menghapal maupun ragam qiraatnya. 

Meski kurikulum pendidikan pesantren mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari masa ke masa, kendati demikian Pesantren Almunawwir kukuh mempertahankan nilai-nilai tradisi yang sudah ditanamkan oleh pendiri KH M Munawwir bin Abdullah Rasyad sampai sekarang. Seperti halnya tradisi mengkhatamkan Alquran 30 Juz penuh dalam salat tarawih.  

Tradisi seperti ini, adalah tradisi yang tak terpisahkan dari Pondok Pesantren Al Munawwir sejak awal berdirinya. M. Mas’udi Fathurrahaman menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Romo Kyai Qodir yang mengisahkan kehidupan KH Abdul Qodir (ayah dari KH Najib AQ) yang menghabiskan satu setengah juz di setiap Shalat Tarawih. Sehingga, tepat pada malam 20 Ramadan, Al-Qur'an 30 juz seluruhnya bisa khatam, atau selesai terbaca. 

Sebagaimana diwasiatkan oleh Mbah Kiai Munawwir, bahwa hafidz (penghapal dan penjaga) Al-Qur'an yang diakui (mutqin) adalah mereka yang berakhlak baik dan menjadikan hafalan Al-Qur'an sebagai bacaan Shalat Tarawih. Sebab itulah anak keturunan Kiai Munawwir terus menerus menjaga tradisi pembacaan Al-Qur'an dalam Shalat Tarawih ini hingga sekarang.

Bertugas sebagai imam Shalat Tarawih pada Ramadhan 1440 H ini ialah KH R Najib Abdul Qadir Munawwir. Ada dua fase tradisi khataman Shalat Tarawih di Krapyak. Pertama, mulai tanggal 1-20 Ramadhan, ia membaca 1,5 juz Al-Qur'an secara tartil dalam sekali Shalat Tarawih. Kedua, fase ketika ia membaca tiga juz di malam 21-30 Ramadhan.

Selain mengkhatamkan Al-Qur'an dalam Shalat Tarawih, KH Najib Abdul Qadir juga mengkhatamkan Al-Qur'an sekali dalam Ramadhan secara tartil, atau istilah familiarnya ialah talaqqi di Aula G Pesantren Almunawwir. 

Tradisi peringatan khataman Shalat Tarawih di masjid itu sendiri, pertama kali dilaksanakan pada era kepengasuhan KH Ali Maksum.

Terdapat beberapa macam teknik membaca Al-Qur'an menurut kecepatan atau temponya. Pertama, tahqiq, yakni membaca Al-Qur'an dengan lambat agar bisa tepat menempatkan hak-hak huruf yang semestinya, mulai dari makhraj, sifat-sifat huruf, maupun mad-qosr. Cara pembacaan ini dipraktikkan oleh Kiai Najib dalam pengajian Al-Qur'an secara talaqqi sehabis Subuh maupun semaan Al-Qur'an usai Shalat Dzuhur di Pesantren Almunawwir Krapyak.

Kedua, tadwir, yakni bacaan dengan kecepatan sedang, tidak lambat dan tidak pula cepat. Ketiga, hadr atau pembacaan cepat, tetap sesuai dangan kaidah tajwid dan memperhatikan makhraj huruf. Sehingga, tidak ada huruf yang terlipat atau saling tumpang tindih. Sedangkan tempo bacaannya tentu disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan qari’. Pembacaan semacam ini dipraktekkan dalam pelaksanaan Shalat Tarawih di Masjid Jami Al-Munawwir Krapyak. (Afrizal Qosim/Kendi Setiawan)