Nasional

Gusdurian Salurkan 1.000 Paket Sembako kepada Warga Terdampak Covid-19

Kam, 16 September 2021 | 15:30 WIB

Gusdurian Salurkan 1.000 Paket Sembako kepada Warga Terdampak Covid-19

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menyampaikan terima kasih kepada Protelindo atas kerja sama yang dilakukan bersama Gusdurian Peduli. (Foto: Gusdurian Peduli)

Jakarta, NU Online

Gusdurian Peduli menerima titipan bantuan dari PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) berupa 1.000 paket sembako, perlengkapan alat pelindung diri (APD), dan multivitamin pada Kamis (16/9/2021). Bantuan ini akan disalurkan melalui Gusdurian Peduli kepada warga terdampak Covid-19.


Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menyampaikan terima kasih kepada Protelindo atas kerja sama yang dilakukan bersama Gusdurian Peduli. Ia mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan bersama masyarakat Indonesia. 


“Kita tahu, pandemi menjadi tantangan kita bersama. Tidak ada yang tidak terkena dampaknya tetapi ada kelompok-kelompok yang sedang membutuhkan bantuan kita,” tutur Alissa Wahid dalam keterangan melalui video yang diterima NU Online, Kamis malam. 


Alissa lantas memastikan, uluran kasih dari Protelindo itu akan disampaikan oleh jejaring relawan Gusdurian Peduli di berbagai daerah terutama Jawa Timur,  Jawa Tengah, dan Jakarta. Ia berharap, bantuan ini menjadi tambahan energi bagi warga yang membutuhkan.


“Kita setidaknya memberikan tambahan energi, tambahan tenaga, untuk menjalani hari-hari yang cukup menantang ini bagi mereka, keluarga-keluarga yang membutuhkannya. Terima kasih Protelindo,” harap putri sulung Ketua Umum PBNU 1984-2000 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.


Data kemiskinan di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang atau. Jumlah itu mengalami kenaikan 1,12 juta orang sejak Maret 2020. Jumlah penduduk miskin di perkotaan juga naik 0,01 persen, sedangkan di desa mengalami penurunan 0,10 persen. 


“Adapun kategori penduduk miskin adalah masyarakat yang pengeluaran per kapitanya di bahwa garis kemiskinan atau kurang dari Rp472.525 per kapita per bulan,” kata Kepala BPS Margo Yuwono saat mengumumkan rilis data melalui Kanal Youtube BPS Statistics dikutip NU Online pada Kamis (16/9/2021) malam.


Sementara itu, indeks kedalaman kemiskinan menurun dari 1,75 poin pada September 2020, menjadi 1,71 poin pada Maret 2021. Indeks kedalaman kemiskinan adalah indeks yang digunakan untuk mengukur seberapa dalam kemiskinan yang dirasakan penduduk.


Margo menjelaskan bahwa penurunan indeks pada Maret 2021 menunjukkan konsumsi masyarakat pada bulan tersebut mengalami perbaikan mendekati garis atas dari Rp472.525 per kapita per bulan. Rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin dekat sehingga menunjukkan adanya perbaikan. 


“Tapi di perkotaan naik dari 1,26 ke 1,29 poin. Sementara di pedesaan menurun dari 2,39 ke 2,27 poin,” jelas Margo.


Kemudian, indeks keparahan kemiskinan pada Maret 2021 turun dari 0,47 poin menjadi 0,42 poin. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin dan indeks keparahan kemiskinan di kota semakin meningkat tipis.


“Namun di pedesaan menurun dari 0,68 poin ke 0,57 poin,” terangnya.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad