Nasional

Gus Dur akan Didaulat Bapak Thionghoa

NU Online  ·  Jumat, 22 Agustus 2014 | 15:01 WIB

Semarang, NU Online
Masyarakat Thionghoa yang tergabung pada Perkoempoelan Sosial Boen Hian Tong Semarang akan memberikan penghormatan sekaligus penghargaan kepada Ketua Umum PBNU 1984-199 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pada Ahad pagi (24/8).
<>
Pada kegiatan bertajuk peletakan sinci  Gus Dur dan sembahyang King Hoo Ping 2014 ini, rencananya akan dihadiri istrinya  Hj Sinta Nuriyah dan putrinya Inayah Abdurrahman Wahid.

Dalam undangan terbuka yang dirilis budayawan Semarang Timur Sinar Suprabama peletakan Sinci (papan penghargaan) adalah wujud bakti dan penghormatan menurut tradisi Tionghoa yang diberikan kepada orang yang di masa hidupnya dianggap biijak, berjasa dan mempunyai konsep besar.

"Dalam hal ini kepada Gus Dur merupakan konsep yang menajam pada perlunya menerapkan dan memperkembangkan serta merawat pluralisme atau keberagaman," katanya dalam akun Facebook-nya, Selasa (19/8).

Menurut Timur, Gus Dur adalah sosok kiai, mantan presiden, dan juga pejuang prodemokrasi yang di sepanjang hidupnya tak pernah lelah membela dan memperjuangkan hak-hak kaum minoritas khususnya kaum Thionghoa.
 
"Sebagai bentuk rasa cinta kami memantapkan niat untuk menyematkan penghormatan dan penghargaan bagi mendiang Gus Dur berupa Sinci (Papan Penghargaan), disertai gelar atau pengakuan terhadap beliau sebagai guru bangsa, pengayom minoritas dan Bapak Tionghoa Indonesia," katanya
 
Ketua panitia kegiatan tersebut, Lingling mengatakan kegiatan akan berlangsung mulai pukul 10.00 -13.00 Wib di gedung Boen Hian Tong (Rasa Darma) Gang pinggir No 31 Semarang. "Dalam  acara itu juga dilaksanakan doa bersama lintas agama yang dihadiri tokoh-tokoh agama termasuk Shinta Nuriyah dan putrinya Inayah juga turut hadir," katanya saat dihubungi NU Online melalui pesan singkat ponselnya. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)