
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan jika dirinya memiliki ketakutan ketika menjadi kiai besar.
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Pasuruan, NU Online
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan jika dirinya memiliki ketakutan ketika menjadi kiai besar. Ketakutan yang dimaksudkan Gus Baha yaitu tidak bisa berjalan dan membina orang-orang yang berjuang di jalan Allah di plosok negeri. Orang yang berjuang karena Allah dan jauh dari sorotan publik.
"Sebenarnya saya merasa susah jadi kiai besar, takut saya tidak punya kecakapan membina orang, sepertiلَهٗ نُوۡرًا يَّمۡشِىۡ بِهٖ فِى النَّاس" ٫" jelas Gus Baha saat haul ke-41 KH Abdul Hamid di Pondok Pesantren Salafiyah, Kota Pasuruan, Rabu (5/10/2022).
Menurut Gus Baha, tokoh agama seperti kiai-kiai yang menetap di daerah tertinggal sangatlah heroik. Mereka berjuang cukup keras dari mengajar hingga mendirikan masjid sebagai tempat sujud dan mempelajari agamanya Allah.
"Kiai besar seperti saya ke masjid malah disangoni kas masjid. Satu ini paling membuat saya menyesal jadi kiai besar. Barakahnya ilmu, saya bisa istighfar. Jika tidak punya ilmu mungkin bangga ketika dikasih sangu dari kotak masjid. Keilmuan dilatih," ungkap Gus Baha.
Tokoh asal Rembang ini juga menaruh rasa bangga dengan para tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang berjuang cukup keras untuk mendirikan tempat sujud seperti masjid dan musala. Mereka yang merantau ke Korea dan Amerika Serikat, misalnya ketika di Indonesia dilatih sujud maka saat di luar negeri juga mencari tempat sujud.
Tenaga kerja tersebut, kata Gus Baha, tidak mengandalkan proposal, tapi lebih banyak lewat iuran pribadi. Sebab mereka butuh sujud dan mendirikan masjid dengan sewa dan beli tanah.
"Mereka iuran mendirikan masjid. Ini kalau dilatih (membuat) proposal maka tidak akan berdiri masjid. Karena menunggu bantuan atau proposal. Ada tempat sujud di Korea, Taiwan, Eropa, Amerika umumnya berkahnya TKI. Lama-lama jadi orang terpelajar," ungkap Gus Baha.
Di masa depan, Gus Baha punya impian bagaimana orang Islam di seluruh dunia memiliki keinginan dan impian mendirikan tempat bermunajat kepada Allah di mana pun berada.
"Target saya, ingin orang Islam punya pemikiran tersiksa jika di komunitasnya tidak ada tempat sujud," tandasnya.
Pewarta: Syarif Abdurrahman
Editor: Zunus Muhammad
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
4
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Jamaah Diimbau Hindari Sebar Video Menyesatkan, Bisa Merusak Ibadah Haji
Terkini
Lihat Semua