Gerakan Keagamaan di Indonesia Dibahas Kemenag
NU Online · Kamis, 21 November 2013 | 11:55 WIB
Bogor, NU Online
Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menyelenggarakan seminar hasil penelitian di Bayak Resort, Cilember, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Acara ini dihelat selama dua hari dua malam, 20-21 November 2013.
<>
Acara bertajuk “Seminar Hasil Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan pada Ormas Keagamaan” ini merupakan tindak lanjut riset para peneliti di bawah naungan Kemenag.
Seminar yang dimulai Selasa malam (20/11) menghadirkan dua pembicara utama yakni dari Majelis Tafsir Alquran (MTA) dan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI). Diskusi yang diwarnai perdebatan seru ini berlangsung hingga larut malam. Meski demikian, suasana penuh keakraban senantiasa terjaga.
Keesokan harinya, Kamis (21/11), membahas Syi’ah. Narasumber pertama, Prof Syamsul Arifin, yang memaparkan tentang HTI dan Syiah. Menurutnya, HTI merupakan ormas Islam transnasional yang melampaui batas negara. Cita-cita ormas ini adalah DKI (Daulah Khilafah Islamiyah).
“Sebagai partai politik, HTI memang kontroversial. Artinya, ada yang bisa diapresiasi, yakni pendidikan Islamnya sekaligus bisa dikritik,” kata guru besar Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Tentang Syiah, lanjut Syamsul, juga memiliki karakteristik yang perlu diteliti secara mendalam. Dia mengulas sepintas tentang dua tokoh Syiah yang sudah masyhur di kalangan publik, yaitu Murtaza Muthahhari dan Ali Syariati. “Jika Murtaza Muthahhari mengutamakan pendidikan, maka Ali Syariati mengutamakan politik.” ujarnya.
Menurut Syamsul, melihat fenomena pluralitas yang dimiliki negara ini, rekomendasi yang akan diberikan dari pertemuan tersebut tentu harus dirumuskan secara berimbang. Karena sebagai peneliti harus pandai mendengar dan merasakan keluhan subjek penelitian.
Sementara itu, pemateri kedua, Dr Romlah Askar, MA, dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Sebagai narasumber, saya tidak termasuk dalam ormas tertentu. Saya “orang luar” yang merangkum beberapa hasil pemaparan para peneliti,” ujar alumnus S1 Univ al-Azhar Cairo Mesir ini mengawali presentasi.
Pakar hadis lulusan S2 Universitas Islam Pakistan ini menyebut bahwa di negeri ini ada upaya Syiahisasi. Romlah menyebut bahwa dalam menghormati Syiah mereka mengutip ayat 55 Surah al-Ahzab. Tentang taqiyah, bukan hanya ada di Syiah. Doktor jebolan Islamic Univesity Malaya Malaysia ini menyebut bahwa dalam Ahlussunnah wal Jamaah juga ada taqiyah.
Seminar yang dibuka secara resmi oleh Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Prof Abdurrahman Mas’ud, Ph.D ini diikuti oleh sekitar 50-an peneliti dari berbagai instansi dan ormas Islam. Ormas yang diundang antara lain NU, Muhammadiyah, FPI, Jamaah Tabligh, Sarekat Islam, dan Gerakan Ahmadiyah Indonesia. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
4
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
5
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
6
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
Terkini
Lihat Semua