Berbeda dengan HIV, Covid-19 Bukan Penyakit Endemik
NU Online · Jumat, 15 Mei 2020 | 01:45 WIB
Ahli Epidemiologi UI, dr Syahrizal Syarif menilai pernyataan Ketua Tim Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan bahwa Covid-19 bisa menjadi penyakit endemik pada manusia sangat kontroversial. Apalagi dengan memilih contoh penyakit HIV-AIDS.
Â
Ia mengatakan pemberian Obat ARV dapat meningkatkan kualitas hidup pasien AIDS dengan minum obat seumur hidup, namun tetap membawa virus sepanjang sisa hidupnya. Selain itu, HIV juga merupakan penyakit spesifik bersifat klaster pada kelompok berisiko atau kelompok kunci yang secara sosial bersifat tertutup.Â
Sementara SARS-Cov2 berbeda dengan HIV. SARS-Cov yang muncul 2002 dapat diatasi dan dieradikasi dalam waktu delapan bulan. Sementara pandemik SARS-Cov2 (Covid-19) saat ini baru memasuki bulan kelima di mana sekitar 80 persen negara terjangkit di dunia sudah dalam situasi wabah menurun, terkendali, dan hampir selesai.Â
Â
Menurut Syahrizal, wabah Covid-19 mungkin berlangsung lebih lama dialami oleh negara-negara low income country, di mana kapasitas lab diagnostik dan kemampuan penelusuran kontak serta manajemen kasus terbatas.
Perlu diketahui Ketua Tim Kedaruratan kesehatan WHO, Michael Ryan pada Rabu (13/5) menyatakan Mei 2020) bahwa Covid-19 bisa menjadi penyakit endemik pada manusia. Penyakit endemik adalah penyakit yang terus-menerus ada di suatu daerah tertentu.
Â
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
4
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
5
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
6
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
Terkini
Lihat Semua