Petani Daerah Gambut Didorong Pahami Karakter Ekosistem
NU Online · Selasa, 1 Desember 2020 | 23:00 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Dosen Teknologi Agroindustri Universitas Nahdlatul Ulama (Unusia) Jakarta Adrinoviarini mendorong para petani di daerah gambut memahami karakter ekosistem gambut. Langkah itu dinilainya penting agar upaya memulihkan ekosistem gambut dapat tercapai.
“Para petani yang melakukan kegiatan di lahan gambut harus mengerti karakteristik gambut yang ada,” saat menanggapi pertanyaan NU Online mengenai upaya memulihkan ekosistem gambut melalui pertanian produktif, Senin (30/11).
Ia menuturkan, kegiatan pertanian di atas lahan gambut banyak sekali tantangannya. Penyebabnya, karena pemulihan ekosistem gambut menjadi hal utama untuk melestarikan lingkungan dibandingkan dengan aktivitas lain.
Perbedaan pertanian di atas lahan gambut dan non gambut terletak pada tanaman yang akan dikembangkan. Kata dia, jenis-jenis tanaman yang dikembangkan di lahan gambut harus berjenis tumbuhan yang ramah terhadap ekosistem gambut.
“Selain itu, pertanian di lahan gambut pada dasarnya merupakan salah satu pilihan, artinya, jika masih ada lahan non gambut, upayakan untuk memprioritaskannya,” ujarnya.
Bagi Ririn, panggilan akrabnya, pengolahan lahan gambut merupakan salah satu pilihan ekstensifikasi pertanian pada lahan marginal sebab kegiatan pertanian produktif di atas lahan gambut sedikit banyak sebagai usikan terhadap lahan gambut itu sendiri.
Untuk itu, kegiatan pertanian produktif yang dilakukan di atas lahan gambut harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tetap memperhatikan ekosistem gambutnya.
Menurut Ririn, karakterisitik spesifik dari tanah gambut sendiri antara lain, mudah mengalami kering tak balik (irreversible drying), mudah ambles (subsidence), rendahnya berat isi dan daya dukung (bearing capacity) lahan terhadap tekanan tingginya kemampuan menyimpan air serta tingginya kandungan bahan organik dan karbon.
“Penyebab karakteristik tanah gambut berbeda dengan tanah mineral karena didominasi oleh bahan organik sebagai penyusunnya,” tutup Ririn.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua