Lingkungan

BRGM Akan Rehabilitasi Mangrove Seluas 5.500 Hektar di Kepulauan Riau

Sab, 3 Juli 2021 | 12:45 WIB

Jakarta, NU Online
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI menargetkan, akan melakukan rehabilitasi mangrove di Provinsi Kepulauan Riau seluas 5.500 hektar pada 2021 ini. Sebanyak 36 kelompok masyarakat turut terlibat dalam program padat karya rehabilitasi mangrove.

 

Dalam berbagai kegiatan rehabilitasi mangrove di Kepulauan Riau itu, BRGM melibatkan peran serta para tenaga pendukung percepatan. Di antaranya delapan orang koordinator lapangan dan para pendamping desa sebanyak 28 orang. 

 

"Keberadaan koordinator ini betul-betul bisa menjadi back up (cadangan) bagi Teman-teman kelompok tani pelaksana di lapangan, sehingga ada keseimbangan dan harmoni antara pelaksanaan fisik dengan administrasi yang dilakukan oleh BRGM," kata Ayu Dewi Utari, Sekretaris BRGM RI saat Sosialisasi Percepatan Rehabilitasi Mangrove Provinsi Kepulauan Riau ditayangkan akun YouTube Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Kamis (1/7).

 

Ayu juga berharap kepada pendamping desa agar benar-benar mampu berperan secara aktif untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan rehabilitasi mangrove di Kepulauan Riau itu. Ditegaskan, pendamping desa adalah mandor yang diberi honor oleh BRGM untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan fisik di lapangan bersama masyarakat melakukan dokumentasi.

 

"Termasuk (tugas pendamping desa) mem-back-up (menjadi cadangan yang bertugas) administrasi dari pelaksanaan kegiatan rehabilitasi mangrove ini," terang Ayu. 

 

Pola dan teknik penanaman mangrove

Menurut Ayu, terdapat banyak pola dan teknik dalam merehabilitasi mangrove. Namun, tidak sedikit pula kesulitan yang mesti dihadapi. Sebab lokasi penanaman mangrove pasti sulit, terutama jika berada di bibir pantai yang langsung berhadapan dengan laut berombak tinggi. 

 

"Sebetulnya, mangrove ketika dijatuhkan benih apa pun, hampir pasti tumbuh. Namun ketika dia berada di bibir pantai, langsung berhadapan dengan laut yang ombaknya tinggi, maka belum sempat tumbuh, dia sudah tersapu atau sudah sempat tumbuh tapi perakarannya belum menyentuh ke bawah maka dia akan tersapu juga,” jelasnya.

 

Ia berharap, para petugas rehabilitasi mangrove di lapangan tidak sekadar menjatuhkan benih propagul dan rhizophora mucronata ke lumpur atau hanya asal tancap. Sebab hal tersebut akan menimbulkan tingkat kegagalan yang tinggi. 

 

"Saya mohon ketika menanam nanti tidak sekadar menjatuhkan propagul ke lumpur karena kalau propagul dengan rhizophora mucronata yang kira-kira panjangnya 50-60 centimeter cuma ditanam asal tancap dan kurang dalam atau menyentuh hampir dasar nanti kita kegagalannya akan tinggi," harap Ayu.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan