A Muchlishon Rochmat
Penulis
Ramallah, NU Online
Juru bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeinah, mengatakan bahwa Presiden Mahmoud Abbas mengapresiasi negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang mendukung secara tegas perjuangan Palestina.
“Kepresidenan Palestina juga menyambut baik posisi negara-negara GCC (Arab Saudi, Qatar, UEA, Kuwait, Bahrain, dan Oman) yang mengutuk langkah-langkah Israel—yang berusaha mengubah karakter dan identitas Yerusalem, kebijakan penghancuran rumah, pendudukan dan aneksasi,” kata Rudeinah, dilansir kantor berita Palestina, WAFA, Selasa (5/1).
Menurutnya, Otoritas Palestina sangat menghargai sikap negara-negara GCC yang menekankan perlunya melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) 2334 dan yang mendukung badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Di samping itu, Presiden Abbas juga disebutkan mengapresiasi para pemimpin yang mendukung kedaulatan permanen rakyat Palestina atas seluruh wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, pembentukan negara Palestina dengan ibu kota Yerusalem Timur, dan pemenuhan hak-hak rakyat Palestina sesuai dengan Inisiatif Perdamaian Arab, Resolusi PBB, dan hukum internasional.
Untuk diketahui, dalam pernyataan akhir KTT, GCC menegaskan pentingnya perjuangan Palestina dan kebutuhan untuk mengaktifkan upaya komunitas internasional untuk menyelasikan konflik Palestina-Israel. GCC juga mengecam otoritas Israel yang menghancurkan lusinan rumah di Yerusalem Timur. Lebih dari itu, GCC menyerukan komunitas internasional untuk menghentikan langkah Israel yang memindahkan paksa warga Palestina dari Yerusalem.
Dalam pernyataannya, GCC juga menolak rencana Israel yang hendak mencaplok wilayah di Tepi Barat. GCC menyebut, langkah-langkh Israel itu melanggar Piagam PBB, Resolusi PBB, dan prinsip-prinsip hukum internasional.
Para pemimpin negara GCC mengutuk langkah Israel yang menghancurkan rumah dan mengusir paksa warga Palestina dari kampung halamannya. Menurut mereka, langkah-langkah itu akan merusak kemungkinan untuk mencapai solusi dua negara dan perdamaian abadi di wilayah itu.
Pada Selasa, (5/1), Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi ke-41 di Kota Al-Ula, Arab Saudi. Pada kesempatan itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal, mengatakan bahwa Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir telah memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Qatar, menandai berakhirnya perselisihan antara negara-negara Arab tersebut dengan Qatar selama 3,5 tahun terakhir.
Para pemimpin dari negara-negara GCC (Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Oman, dan Kuwait) menandatangani dua dokumen, yaitu Deklarasi Al-Ula dan Final Communique pada KTT tersebut. Disebutkan, Deklarasi Al-Ula menekankan pada perlunya memerangi kekuatan yang mengancam keamanan negara-negara Teluk. Sementara Final Communique menyerukan penguatan kerja sama dalam memerangi teroris, dan penekanan pada persatuan negara-negara GCC.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Membatalkan Puasa Syawal karena Disuguhi Hidangan saat Bertamu, Bagaimana Hukumnya?
2
Festival Ketupat Lebaran Idul Fitri, Warga Kediri dan Pengguna Jalan Dapat Nikmati Makan Gratis
3
Sungkeman saat Lebaran Idul Fitri, Bagaimana Hukumnya?
4
Doa Arus Balik Lebaran, Dibaca Sepanjang Perjalanan
5
Tellasan Topak, Tradisi Perayaan Lebaran Ketupat di Madura pada 8 Syawal
6
Hukum Mengulang Akad Nikah karena Grogi
Terkini
Lihat Semua