Internasional

Pertama dalam Sejarah! Wanita Jadi Ketua MA di Sudan

Sel, 15 Oktober 2019 | 16:00 WIB

Pertama dalam Sejarah! Wanita Jadi Ketua MA di Sudan

Nemat Abdullah Kheir menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan sebagai Ketua MA di Sudan. (Foto: dabangasudan)

Khartoum, NU Online
Dewan Kedaulatan Sudan menetapkan seorang hakim veteran di Mahkamah Agung (MA), Nemat Abdullah Kheir, menjadi pemimpin di lembaga peradilan tertinggi di negara tersebut. Dengan demikian, Nemat menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan sebagai Ketua MA di Sudan.
 
Kantor berita Sudan, SUNA, seperti dilansir laman Alaraby, Senin (14/10) melaporkan, Nemat resmi memegang posisi itu setelah 11 anggota Dewan Kedaulatan Sudan sepakat memilihnya. Dewan Kedaulatan juga menunjuk Taj al-Sir Ali sebagai Jaksa Agung Sudan. 
 
Juru bicara Dewan Kedaulatan Sudan Mohamed EL Faki Suleiman menjelaskan, keputusan yang menunjuk Ketua MA dan Jaksa Agung didasarkan pada Deklarasi Konstitusi setelah diajukan ke Kementerian Kehakiman dan diterbitkan dalam berita resmi Pemerintah Sudan.
 
Dewan Kedaulatan adalah lembaga yang mengawasi transisi kekuasaan di Sudan, dari pemerintahan militer ke pemerintahan sipil sesuai tuntutan gerakan pro-demokrasi ketika menjatuhkan Presiden Omar al-Bashir pada April lalu.
 
Pemilihan Nemat dinilai sesuai dengan tujuan transisi pemerintahan Sudan. Yaitu mencapai kesetaraan gender. Karena bagaimanapun, kaum hawa berada di barisan paling depan ketika aksi demonstrasi untuk menjatuhkan al-Bashir.
 
Beberapa pekan lalu, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok mengangkat Asma Mohamed Abdalla menjadi Menteri Luar Negeri perempuan yang pertama di Sudan. Sebelumnya, Asma adalah seorang diplomat.
 
Dikutip laman dabangasudan, Kamis (10/10), Nemat menjadi anggota pengadilan Sudan pada awal 1980an. Semula dia bekerja di Pengadilan Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama. Namun karena kompetensi, integritas, dan pengalamannya, dia diangkat menjadi hakim MA Sudan, sebelum akhirnya kini menjadi ketua di lembaga tersebut. 
 
Nemat adalah pendiri Klub Hakim Sudan. Dia juga ikut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi menggulingkan rezim al-Bashir. 
 
Untuk diketahui, Omar al-Bashir menjadi Kepala Negara Sudan dalam periode 1989-1993 dan Presiden Sudan sejak 1993 hingg tahun ini. Setelah tiga dekade berkuasa, masyarakat Sudan menuntut al-Bashir mengundurkan diri karena kondisi ekonomi negara yang memburuk. Pada Kamis, 11 April 2019, militer Sudan mengumumkan bahwa pihaknya telah menggulingkan al-Bashir di tengah aksi protes berdarah yang semakin meningkat. 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan