Internasional

NU Malaysia Terima Bantuan Tanah untuk Bangun Pesantren di Kuala Lumpur

Sen, 18 November 2019 | 16:30 WIB

NU Malaysia Terima Bantuan Tanah untuk Bangun Pesantren di Kuala Lumpur

Penyerahan bantuan tanah. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia mendapat bantuan 2 haktare tanah dari tokoh masyarakat Malaysia Encik Zainal bin Bolot. Tanah tersebut diwakafkan Encik bin Bolot kepada pengurus NU Kuala Lumpur-Selangor untuk dibangun Pesantren NU.

Pemberian dilakukan secara simbolis di sela-sela kegiatan Maulidurrasul dan Pelantikan Pengurus baru PCINU Malaysia di Gombak, Kuala Lumpu, Sabtu (16/11) lalu. Bantuan tanah diberikan langsung di hadapan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.

Katib PCINU Malaysa Rizqon Halal Syah membenarkan bantuan tanah wakaf oleh tokoh masyarkat Malaysa, Encik bin Bolot tersebut. Nantinya, kata dia, tanah seluas 2 eka (haktare) akan dibangun Pondok Pesantren yang di dalamnya terdapat diniyah, tahfidzul qur'an dan sekolah berbasis Ahlussunnah wal Jamaah.

“Encik Zainal bin Bolot dengan suka rela mewakafkan tanah milik pribadinya seluas 2 eka, kepada pengurus Nahdlatul Ulama Kuala Lumpur-Selangor yang diwakili oleh ustadz Ahmad Mu'idi Rofi'i selaku president Pengurus NU Kuala Lumpur-Selangor,” ucap Rizqon saat dikonfirmasi NU Online di Jakarta, Senin (18/11).

Ia sangat bersyukur perkembangan NU di Malaysia sangat memberikan dampak positif kepada penduduk negeri jiran. Sesegera mungkin pihak PCINU Malaysa akan melakukan berbagai persiapan kaitannya dengan rencana pengelolaan gedung yang sebentar lagi akan dibangun tersebut.

“Kami PNUKS maupun PCINU akan sekuat tenaga mengimarahkan dan mensukseskan lembaga pendidikan NU Malaysia dengan mendirikan pondok pesantren di tanah wakaf tersebut,” ujarnya.

Rizqon berharap, kekuatan kader NU di Luar Negeri bisa membawa Islam dan Indonesia ke arah yang lebih baik terutama menghilangkan stigma buruk terkait paham keagamaan Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah atau konsep Islam Nusantara. 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Fathoni Ahmad