Internasional

PCINU Pakistan Rayakan Maulid Nabi dengan Bershalawat

Sen, 18 November 2019 | 01:00 WIB

PCINU Pakistan Rayakan Maulid Nabi dengan Bershalawat

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Pakistan, menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad di Khubaib Foundation Sector i10, Islamabad, Pakistan, pada Sabtu (16/11).

Islamabad, NU Online
Rabiul Awwal menjadi bulan istimewa bagi umat Islam. Karena pada bulan tersebut Nabi Muhammad dilahirkan di dunia ini. Setiap tahunnya pada bulan Rabi’ul Awwal, umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan Maulid (hari kelahiran) Nabi dengan berbagai macam cara.

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Pakistan, menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad dengan pembacaan beberapa shalawat. Agenda ini diselenggarakan di Khubaib Foundation Sector i10, Islamabad, Pakistan, pada Sabtu (16/11). 
 
Agenda ini dimulai dengan pembacaan hadrah oleh Mafia Shalawat Pakistan, yang melantunkan dua lagu: Assalamualaika Ya Nabi dan Padang Bulan. Dua lagu ini merupakan favorit warga Nahdliyin Pakistan. 

Selanjutnya, warga Nahdliyin Pakistan melantunkan lagu Ya Lal Wathan bersama-sama. Semangat menggemuruh mengiringi lagu ciptaan KH Abdul Wahab Chasbullah  ini. 

Warga Nahdliyin Pakistan kemudian bersama-sama membaca tiga shalawat, yakni Shalawat Asygil, Shalamat Badar, dan Shalawat Nariyah. Dari pembacaan shalawat ini, Nahdlyin berharap mendapatkan keberkahan dan ketenangan hidup.

Di tengah perayaan Maulid, Ustadz Zulkifri Hasibuan memberikan tausiyah. Dalam ceramahnya, Ustadz Zulkifri mengulas tentang sosok Nabi Muhammad yang menjadi suri teladan umat Muslim dalam segala aspek kehidupan.  

Untuk diketahui, perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua hijriah. Ketika itu, seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.  

Khaizuran kemudian menyambangi Makkah dan menyampaikan perintah yang sama kepada penduduk setempat. Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka. 

Di Indonesia sendiri, Maulid Nabi secara umum diperingati dengan berbagai macam kegiatan. Di antaranya pengajian, barzanjian atau pembacaan manakib Nabi Muhammad dalam kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’i, Saraful Anam, Burdah, dan lain-lain.

Editor: Muchlishon