Internasional

Masuk Raudhah, Antara Perjuangan dan Keberuntungan

Ahad, 1 September 2019 | 15:30 WIB

Masuk Raudhah, Antara Perjuangan dan Keberuntungan

Antrian di Raudhah (Foto: NU Online/ Muhammad Faizin)

Madinah, NU Online
Selain berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW, tak lengkap rasanya bila sudah datang ke Masjid Nabawi tapi tak masuk dan beribadah di Raudhah. Sebuah tempat yang sangat istimewa antara Makam Nabi Muhammad SAW dan Mihrab (tempat khutbah nabi) dengan lebar 22 x 15 meter.
 
Setiap waktu terlihat para jamaah berdesak-desakan ingin masuk tempat yang oleh nabi ditegaskan dalam haditsnya “Tempat yang di antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) di antara taman-taman surga.” (HR. Bukhari).

Tidak mudah masuk ke Raudhah, selain harus berebut dengan jamaah dari berbagai penjuru dunia, jamaah juga harus pintar memilih waktu dan lokasi antrian. Sistem buka tutup sekatan dari kain terpal plastik diberlakukan oleh pihak masjid untuk menggilir jamaah.
 
"Saya harus ngantri dari jam 2 malam. Sambil ngantuk-ngantuk, desak-desakan sama orang yang badannya besar-besar," kata Jamingan, jamaah haji Indonesia kloter JKG 51 menceritakan kepada NU Online tentang perjuangan masuk Raudhah, Ahad (1/9) di Madinah.
 
Setelah antrian cukup lama akhirnya, Jamingan bisa masuk ke Raudhah. Ia tidak mau ketinggalan momen spesial tersebut. Shalat-shalat sunnah dan doa dipanjatkan di tempat mustajabah tersebut. Walau berhimpit-himpitan, karena lokasi yang hanya bisa menampung puluhan jamaah, Katiman merasa puas.
 
"Marem, mantep mas, doa di Raudhah. Kayaknya langsung di hadapan yang memberi," ungkap jamaah dari Pringsewu, Lampung ini tentang pengalaman pertama kali masuk Raudhah.
 
Perjuangan berat juga harus dilakukan oleh Abidi Koid, jamaah haji asal Bangkalan, Madura. Ia harus mempersiapkan diri dengan bangun tengah malam untuk masuk dalam antrian.
 
"Saya mulai antri jam 12, setelah dua jam antri saya bisa masuk sekitar jam dua pagi," katanya di Masjid Nabawi sesaat sebelum shalat dzuhur, Ahad (1/9).
 
Saat berada di Raudhah, ia pun hanya bisa mendapat kesempatan sekitar sepuluh menit. Ia gunakan waktu tersebut untuk dua kali shalat sunnah.
 
Perjuangan dua orang jamaah tersebut juga dialami jamaah yang ingin masuk Raudhah. Masing-masing memiliki cara tersendiri serta keberuntungan masing-masing. Kenapa ada yang beruntung? Karena memang ada sebagian jamaah yang tak perlu antri. Pasalnya, saat berada di samping sekatan, tiba-tiba sekatan dibuka oleh laskar yang berjaga 24 jam.
 
Sementara keberuntungan lainnya yakni jika anda bisa masuk ke Raudhah dan setelah itu adzan berkumandang, maka anda akan bisa berlama-lama di Raudhah. Pasalnya, antrian tidak akan dibuka dan akan dibuka setelah shalat jamaah selesai dilaksanakan. 
 
Kontributor: Muhammad Faizin 
Editor: Muiz