Internasional

Dua Magnet di Masjid Nabawi yang Sedot Jamaah 

Ahad, 1 September 2019 | 10:00 WIB

Dua Magnet di Masjid Nabawi yang Sedot Jamaah 

Makam Rasulullah di Komplek Masjid Nabawi Madinah, Arab Saudi (Foto: NU Online/Muhammad Faizin)

Madinah, NU Online
Suhu panas lebih dari 40 derajat celcius di Kota Madinah terasa sangat menyengat kulit. Udara kering tercampur hawa panas terasa membakar tubuh dan muka saat melintas di jalanan kota. 
 
Bagi jamaah dengan fisik lemah, ancaman heatstroke (sengatan panas) dan mimisan (darah keluar dari hidung) bisa jadi dialami setiap waktu. Namun kondisi ini tak menyurutkan semangat para jamaah untuk melangkahkan kaki ke Masjid Nabawi, menunaikan shalat wajib berjamaah lima waktu dan amaliah kesunahan lainnya.
 
Satu jam sebelum masuk waktu shalat tiba, tampak jamaah khususnya jamaah haji, sudah keluar rumah dan hotel di sekitar masjid suci ini. Sembari berbekal peralatan shalat dan alat pelindung diri seperti payung, kacamata, air semprot, mereka tak kenal lelah menuntaskan program ibadah mereka seperti arbain (shalat berjamaah 40 waktu berturut-turut).
 
Dari beberapa tempat penting dan bersejarah yang ada di komplek Masjid Nabawi, ada dua tempat yang tak pernah sepi dikunjungi oleh jamaah dari seluruh penjuru dunia. Dua tempat yang menjadi magnet jutaan umat Islam hadir ke Madinah tersebut adalah Makam Nabi Muhammad dan Raudhah.
 
Makam Nabi Muhammad berada di bagian depan-selatan dari kompleks Masjid Nabawi. Setiap hari para jamaah berduyun-duyun berziarah melalui jalur pintu Assalam dan keluar melalui pintu Baqi. 
 
Saat berziarah, peziarah hanya diperbolehkan melintas. Selain karena banyaknya peziarah yang ada, peraturan di Saudi juga tidak memperbolehkan doa menghadap makam. Meskipun begitu, banyak peziarah yang mencoba berhenti di jalur ziarah dan berdoa, mengangkat tangan, mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad dan juga Abu Bakar Shidiq serta Umar bin Khattab yang dimakamkan di tempat itu juga. Walaupun laskar pengamanan yang terkenal 'galak' akan mengingatkan untuk segera beranjak. 
 
Memang laskar pengamanan, baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram, terkenal tak segan berteriak-teriak dan mengusir jamaah yang tidak sesuai aturan yang telah ditentukan di Arab Saudi.
 
Jika Anda ingin berziarah ke makam Nabi dengan jumlah peziarah relatif berkurang, jangan berziarah pada waktu sesaat setelah shalat berjamaah rampung. Pada waktu itu para jamaah banyak yang berziarah sembari pulang ke hotel masing-masing. 
 
Waktu-waktu longgar untuk berziarah bisa dipilih saat pagi, siang, dan malam hari di luar waktu shalat berjamaah. Jika memaksakan berziarah setelah shalat jamaah, maka siap-siap, Anda akan berdesak-desakan dengan jamaah lain dari luar negeri yang memiliki postur tubuh lebih besar dan tinggi dari kebanyakan orang Asia.
 
Selain Makam Nabi Muhammad yang dulunya merupakan rumah atau tempat tinggal beliau, magnet kedua di Masjid Nabawi adalah satu tempat yang dinamakan Raudhah. Tempat mustajabah untuk berdoa ini merupakan tempat di antara rumah Rasulullah SAW (makam) dan mihrab atau mimbar di Masjid Nabawi.
 
Ukuran Raudhah hanya 22 x 15 meter dan saat ini ditandai dengan tiang ruangan yang berbeda dari yang lain. Terdapat tambahan ornamen Islami pada bagian bawah tiang Raudah. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Tempat yang di antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) di antara taman-taman surga.” (HR. Bukhari).
 
Raudhah adalah tempat yang sangat mulia yang dulu digunakan Rasulullah SAW untuk beribadah, memimpin shalat, menerima wahyu, dan juga menjadi tempat ibadah bagi para sahabat. 
 
Dengan hanya menampung kapasitas puluhan jamaah, tiap hari tempat ini diperebutkan oleh ribuan jamaah haji dan umrah. Sehingga pihak pengurus Masjid Nabawi pun menggunakan sistem buka tutup jalur untuk masuk ke Raudhah.
 
 Untuk memasuki Raudhah, para jamaah harus bersabar antri menunggu giliran. Ketika sekatan (dinding batas khusus dari lembaran plastik tebal) dibuka maka dalam hitungan detik raudhah akan penuh dengan jamaah. Walaupun sangat sempit, namun para jamaah tetap melaksanakan ibadah seperti shalat, dzikir, dan berdoa.
 
Para jamaah hanya diberi waktu 5 sampai sepuluh menit berada di Raudhah dan akan segera diminta keluar setelah itu. Namun jika beruntung, jamaah bisa berlama-lama di Raudhah di saat ia berada di tempat tersebut bersamaan waktu shalat tiba.
 
Jika di Masjidil Haram ada Kabah dan Hajar Aswad, di Masjid Nabawi, dua tempat inilah yang menjadi 'incaran' jamaah berdoa dan amaliah ibadah lainnya. Dari luar, makam Nabi dan Raudhah ini juga mudah untuk dikenali. Jika Anda melihat kubah berwarna hijau berdampingan dengan warna silver, maka di bawah kubah tersebutlah makam nabi dan Raudhah berada.
 
Semoga kita bisa hadir berziarah ke makam nabi dan berdoa di Raudhah. Semoga ibadah dan doa kita di tempat mustajabah tersebut diijabah oleh Allah SWT. 
 
Pewarta: Muhammad Faizin 
Editor: Muiz