Internasional

Masjid Agung di Prancis Utara Diteror dengan Dua Kepala Babi

Sel, 3 November 2020 | 06:45 WIB

Masjid Agung di Prancis Utara Diteror dengan Dua Kepala Babi

Kejadian ini semakin meningkatkan tensi retorika anti-Islam di Prancis menyusul pernyataan kontroversial oleh Presiden Emmanuel Macron. (Foto: Anadolu Agency)

Paris, NU Online
Dua potongan kepala babi yang masih berlumuran darah ditinggalkan begitu saja oleh orang tak dikenal di Grand Mosque atau Masjid Agung di kota Compiegne di Oise, Prancis Utara. Kepala babi ini ditemukan saat sedang dilakukan pekerjaan restorasi di masjid tersebut.

 

Dilansir media Anadolu Agency, Selasa (3/11) Dewan Kepercayaan Muslim Prancis, French Council of the Muslim Faith mengecam insiden serangan Islamofobia ini. Dewan ini menyatakan solidaritas dengan manajemen masjid dan komunitas yang mengutuk aksi tersebut dan membuat pengaduan atas insiden ini.

 

Kejadian ini semakin meningkatkan tensi retorika anti-Islam di Prancis menyusul pernyataan kontroversial oleh Presiden Emmanuel Macron.

 

Sebelumnya, Macron menyatakan bahwa Islam saat ini adalah agama yang mengalami krisis. Pernyataan Macron ini ditambah dengan pembelaannya pada publikasi kartun yang melecehkan Nabi Muhammad.

 

Sikap Macron ini mengakibatkan munculnya berbagai kecaman dari dunia internasional dengan berbagai aksi-aksi protes serta seruan untuk memboikot produk buatan Prancis.

 

Kecaman Indonesia
Sebelumnya beberapa tokoh lintas agama hadir dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Sabtu (31/10). Pertemuan tersebut menghasilkan lima poin sikap Indonesia terhadap Prancis. 

 

Pertama, Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Macron yang menghina agama Islam dan telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.   

 

Kedua, pernyataan Macron dinilai bisa memicu perpecahan antarumat beragama di dunia. Padahal, saat ini sesama umat membutuhkan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19.   

 

Ketiga, kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian, serta kesakralan nilai-nilai dan simbol nilai agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.   

 

Keempat, mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apa pun.

 

Kelima, Indonesia mengajak dunia mengedepankan persatuan dan toleransi beragama.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan