Internasional

Makin Panas, Amerika Serikat Tingkatkan Serangan ke Houthi Yaman

Jum, 19 Januari 2024 | 19:00 WIB

Makin Panas, Amerika Serikat Tingkatkan Serangan ke Houthi Yaman

Potret peta Laut Merah yang menjadi arena pertempuran Amerika Serikat dan Houthi Yaman.

Jakarta, NU Online

Serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman semakin meningkat. AS kembali melancarkan serangan putaran keempat terhadap milisi Houthi.


AS dan Inggris melancarkan serangan terhadap 14 rudal Houthi pada Rabu (17/1/2024) malam waktu setempat.


Sebelumnya, jet-jet tempur AS dilaporkan menghancurkan empat rudal antikapal yang hendak diluncurkan oleh Houthi dari wilayah Yaman pada Selasa (16/1/2024) waktu setempat.


Komando Pusat AS (CENTCOM) melaporkan peningkatan intensitas serangan terhadap Houthi terjadi setelah AS dan sekutunya Inggris, melakukan serangan pertama selama kurang dari seminggu ini.


Dalam serangan sebelumnya, Houthi menargetkan dan menyerang kapal kontainer yang dimiliki dan dioperasikan oleh AS pada Senin (15/1/2024) waktu setempat. Sebagai respons, pasukan militer AS berhasil menghancurkan empat rudal balistik antikapal yang dipersiapkan untuk diluncurkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.


"Rudal-rudal ini dipersiapkan untuk diluncurkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan memberikan ancaman bagi kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di kawasan tersebut," demikian pernyataan CENTCOM, dilansir dari Al Arabiya


Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Nasional Harry Darmawan, menyoroti dampak konflik di Timur Tengah, terutama antara Palestina dan Israel, terhadap serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap milisi Houthi di Yaman.


“Konstelasi yang ada di Timur Tengah utamanya konflik Palestina dan Israel itu memberikan pengaruh terhadap apa yang terjadi serangan udara Amerika Serikat dan Inggris kepada milisi Houthi,” kata Harry kepada NU Online, Rabu (17/1/2024).


Menurut Harry, konstelasi konflik Israel-Palestina yang tak kunjung menemukan titik terang turut memberikan pengaruh terhadap serangan tersebut. Milisi Houthi yang berbasis di Yaman, menjadi sasaran AS dan Inggris setelah diyakini terlibat dalam penyerangan terhadap kapal yang dianggap berafiliasi dengan Israel di Laut Merah.


Harry menekankan bahwa serangan udara oleh AS dan Inggris tidak dapat dibenarkan karena melanggar kedaulatan suatu negara. Ia menegaskan bahwa jika AS dan Inggris merasa tindakan Houthi melanggar, seharusnya mereka menggunakan perangkat internasional yang telah ada untuk menyelesaikan sengketa semacam itu.


“Serangan udara AS dan Inggris ini tidak dapat dibenarkan karena melanggar kedaulatan suatu negara. Harusnya jika AS dan Inggris beranggapan bahwa apa yang dilakukan milisi Houthi yang dia menyerang kapal-kapal yang melewati laut merah yang dianggap berafiliasi dengan Israel ini salah, maka tentu harus menggunakan perangkat-perangkat internasional,” papar dia.


Menurutnya Harry, serangan ini bukanlah solusi yang efektif, bahkan dapat memperluas masalah dengan melibatkan lebih banyak pihak Ia menekankan perlunya pendekatan internasional yang lebih bijak untuk menangani konflik tersebut, agar tidak menimbulkan eskalasi dan merugikan kestabilan di kawasan tersebut.


“Tidak menyelesaikan masalah, tapi justru memantik perluasan masalah dengan melibatkan pihak-pihak yang lebih banyak,” pungkas dia.