Internasional

Protes Puluhan Ribu Massa di Yaman, Kecam Invasi Gabungan AS dan Inggris

Sel, 16 Januari 2024 | 10:00 WIB

Protes Puluhan Ribu Massa di Yaman, Kecam Invasi Gabungan AS dan Inggris

Suasana protes puluhan ribu warga Yaman. (Foto: MEHR)

Jakarta, NU Online

Puluhan ribu warga Yaman memadati sejumlah titik di berbagai kota sebagai bentuk protes terhadap serangan gabungan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris sebagai tanggapan terhadap serangan pasukan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah. Serangan tersebut memperluas gelombang konflik regional yang sebelumnya dipicu oleh operasi militer Israel di Gaza.


Massa yang berkumpul di Hodeida, Taiz, dan Aden di bawah bendera Yaman dan Palestina mengutuk keras serangan AS dan Inggris serta menegaskan dukungan mereka terhadap Palestina.

 
Muhammad Ayyash Qahim, seorang warga Hodeida menyatakan, "Kami mengutuk keras serangan AS dan Inggris di Hodeida dan kota-kota Yaman lainnya. Kami ingin memberitahu mereka bahwa kedaulatan Yaman dilindungi. Kami tidak akan melepaskan dukungan kami untuk Palestina bahkan jika kami semakin menderita," kata dia, dilansir dari Alarabiya, Senin (15/1/2024).


Di Taiz dan Aden yang dikuasai pemerintah Yaman, penduduk setempat juga menyampaikan kecaman keras dan kekhawatiran akan keselamatan mereka akibat serangan AS tersebut. Abdul Jalil Razaz, seorang warga Taiz, mengatakan bahwa serangan AS itu dinilai sebagai upaya untuk mempertahankan pengaruhnya di kawasan Arab.


"Dengan melancarkan serangan, AS bertujuan untuk mempertahankan hegemoninya atas seluruh wilayah Arab," tutur dia.


Serangan udara oleh AS dan Inggris disinyalir akan menimbulkan dampak serius terhadap kehidupan warga Yaman dan akses mereka terhadap pasokan kemanusiaan. Mohammed Adel, seorang warga Aden, menilai kemungkinan besar harga barang yang masuk ke Yaman akan mengalami kenaikan signifikan sebagai akibat dari serangan tersebut.


"Harga barang-barang yang tiba di Yaman kemungkinan akan meningkat tajam akibat serangan tersebut. Dan karena kenaikan biaya pengiriman, akan lebih sulit bagi Yaman untuk menerima bantuan dari organisasi internasional, yang dapat menimbulkan kesulitan besar bagi kehidupan masyarakat setempat," katanya.


Sementara itu, Yassin Muthana, warga Aden lainnya, mengaku khawatir serangan ini akan berkepanjangan dan memberikan dampak signifikan pada kehidupan mereka yang telah sangat terpengaruh oleh konflik selama bertahun-tahun.
 

Seperti diketahui, militer AS dan Inggris meluncurkan serangan udara terhadap sejumlah basis militer yang dikuasai kelompok Houthi di Yaman.


Serangan ini bertujuan untuk menghentikan serangan yang dilancarkan oleh kelompok tersebut terhadap kapal-kapal kargo yang melewati Laut Merah. Rudal-rudal dari serangan ini diluncurkan pada Kamis (11/1/2024) malam hingga Jumat (12/1/2024), menargetkan puluhan lokasi yang menelan sejumlah korban.


Penyerangan terjadi di beberapa wilayah strategis, termasuk ibu kota Yaman, Sana'a, yang saat ini dikuasai oleh kelompok Houthi. Pelabuhan Houthi di Hodeidah, Dhamar, dan markas utama kelompok tersebut di barat laut Saada juga menjadi sasaran dalam serangan ini.