Lebaran di Tunisia, Ini Makanan Khas yang Disajikan
NU Online · Jumat, 6 Mei 2022 | 20:05 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU OnlineÂ
Indonesia punya opor ayam sebagai makanan khas yang disajikan pada lebaran. 'Opor ayam'nya Tunisia adalah lubia.Â
"Makanan yang hampir mirip opor ayam, yakni lubia," kata A'wan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia Ahmad Tamami kepada NU Online pada Jumat (6/5/2022).Â
Lubia, makanan yang hampir sama dengan dengan opor ayam
Kaldunya yang kental dengan potongan daging kambing dan campuran sejenis kacang tunggak, lanjut Tamami, menjadikan masakan ini wajib disajikan di hari raya Idul Fitri
Selain itu, ada Sup Mloukhiyah. Makanan tersebut berbahan dasar daun mloukhiyah yang direbus sampai hitam melekat dengan campuran daging sapi atau daging ayam, sehingga warnanya hampir mirip rendang di Indonesia.
"Namun cita rasa daunnya yang khas tentu memiliki nilai tersendiri," katanya.Â
Bentuk Sup Mloukhiyah, berbahan dasar dauh mloukhiyah
Tidak ketinggalan pula cemilan atau kue khas yang orang Tunisia sajikan di hari tersebut, yaitu makroud. Kue ini berbentuk persegi empat dengan isi kurma atau kacang almon.
Di hari lebaran juga, masyarakat Tunisia saling bertegur sapa seraya mengucapakan selamat Idul Fitri, "Iedukum Mabrouk". Sementara orang yang diberi ucapan tersebut menjawab, "Kullu am wa antum bi khair", semoga kebaikan menaungimu sepanjang tahun.
"Dan sapaan hangat itu selalu diucapkan ketika berpapasan di jalan, baik kepada orang yang dikenal atau kepada orang asing," katanya.Â
Tamami menyebut bahwa ucapan tersebut juga sebagai bentuk permohonan maaf satu sama lain.
"Semua orang berbahagia dan saling menebar senyuman. Dan juga memberikan uang jajan kepada anak-anak kecil, persis seperti tradisi di Indonesia," jelasnya.Â
Tak beda dengan Indonesia, masyarakat Tunisia juga sibuk dengan berkunjung ke sanak famili dan kerabat terdekat. Bahkan tradisi mudik juga ada, meskipun tidak seantusias seperti di tanah air.
Tamami mengaku rindu tanah air mengingat suasana malam lebaran di Tunisia tak seperti di Indonesia. Pasalnya, tak ada takbir yang menggema dari masjid-masjid, apalagi takbir keliling.Â
"Itu semua tidak ada, kecuali takbir yang menggema setelah shalat Subuh sampai menjelang shalat id dilaksanakan," kata Ketua PCINU Tunisia 2020-2021 itu.Â
Masyarakat Tunisia juga tidak berziarah secara khusus di hari Idul Fitri. Sebab, jelas Tamami, notabenenya orang Tunisia sendiri rutin menziarahi leluhurnya setiap hari Jum'at.Â
"Sehingga pas hari raya, mereka lebih cenderung ingin bercengkrama dengan keluarga dan saudara di rumah," terangnya.Â
Adapun warga Indonesia di Tunisia hampir setiap tahunnya selalu membuat tradisi yang hampir sama seperti di Indonesia, yaitu berkumpul di satu tempat, mulai dari saling maaf-maafan, berpelukan sampai berswafoto bersama.
Sementara inti acara adalah beramah tamah dan menyantap hidangan lebaran khas Indonesia. Tahun ini menu yang disajikan adalah opor ayam, bakso, dan masakan-masakan khas yang menjadikan penawar rindu terhadap suasana lebaran bersama keluarga di tanah air.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul ArifinÂ
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua