Internasional

Habib Umar Sebut Pelecehan kepada Nabi Disebabkan oleh Kebodohan

Sen, 2 November 2020 | 18:40 WIB

Habib Umar Sebut Pelecehan kepada Nabi Disebabkan oleh Kebodohan

al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz (kanan). (Foto: FB Al Habib Umar Indonesia)

Jakarta, NU Online

Tokoh Islam dunia, al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz menanggapi peristiwa pelecehan kepada Nabi Muhammad SAW di Prancis baru-baru ini. Menurut ulama kharismatik asal Yaman ini, terjadinya peristiwa pelecehan kepada Rasulullah tersebut disebabkan oleh kebodohan dan kegelapan. 

 

Dalam video yang beredar di media sosial itu, Habib Umar menegaskan bahwa umat Muslim sendiri yang meremahkan ajaran Tuhan yang disampaikan melalui para nabi dan rasul-Nya. Ada di antara umat saat ini yang melakukan kemaksiatan serta mengagungkan orang-orang fasik.  

 

"Mereka  yang mulai meninggalkan kewajiban, mereka melakukan kemaksiatan, mengagungkan orang-orang fasik. Ini adalah sumber asalnya," kata Habib Umar dalam tayangan video yang beredar, Selasa (3/11) malam.

 

Kata Habib Umar, hikmah yang dapat dipetik oleh umat Muslim dunia yakni setiap orang yang beriman hatinya harus menyadari bahwa saat ini kita hidup di antara Islam dan kekufuran. Selanjutnya, umat Islam tersebut harus segera mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai satu-satunya tempat kembali. 

 

Tidak hanya itu, umat Muslim di seluruh negara pun harus merespons peristiwa pelecehan melalui kartun Rasulullah itu dengan berpegang teguh kepada sunah-sunah nabi. Salah satunya dengan menyebarkan akhlak mulia yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. 

 

"Menyebarkan akhlak mulia dan sisi kehidupan beliau yang agung, dan menganggap mereka yang melecehkan Rasulullah tidak pernah ada dan tak pernah diciptakan. Maha benar Allah dan rasul-Nya," ucap ulama dunia yang dikenal cerdas ini. 

 

Sebelumnya, peristiwa pelecehan kepada Rasulullah oleh warga Prancis beberapa waktu lalu mendapatkan kecaman keras dari umat Muslim di berbagai negara. Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut apa yang terjadi di Prancis baru-baru ini merupakan bentuk dari gejala supremasi sekularisme. 

 

Pasalnya, ia melihat Presiden Emmanuel Macron membela pembuatan kartun Nabi Muhammad SAW, padahal  Charlie Hebdo itu telah melakukan penghinaan.

 

"Kenapa tindakan Charlie Hebdo mendapatkan pembelaan dari pemerintah Perancis tapi juga dari mungkin publik Prancis pada umumnya atau mayoritas publik Prancis karena memang Prancis itu punya sejarah perlawanan terhadap agama lain. Itu kan muncul karena perlawanan terhadap supremasi agama," katanya.

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan