Internasional

Geliat PCINU Amerika Serikat-Kanada Kian Tumbuh di Masa Pandemi

Sel, 17 Agustus 2021 | 01:00 WIB

Geliat PCINU Amerika Serikat-Kanada Kian Tumbuh di Masa Pandemi

Ketua PCINU Amerika Serikat dan Kanada Muhammad Izzul Haq. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Pandemi memang merusak beragam tatanan kehidupan, sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Di sisi lain, pandemi juga memberikan hikmah, di antaranya geliat Nahdliyin di Amerika Serikat dan Kanada yang semakin tumbuh. Hal itu diungkapkan Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat dan Kanada Muhammad Izzul Haq.

 

"Dua tahun terakhir ini, PCINU Amerika dan Kanada, khususnya kawan-kawan Kanada diuntungkan blessing in disguise (berkah terselubung). Kegiatan virtual, baik WA atau Zoom untuk pertemuan bersama dua negara lebih intens, baik rutinan maupun ramah tamah," ujarnya kepada NU Online pada Senin (16/8).

 

Saat pertama kali tiba di Negeri Pecahan Es itu, ia memang sudah mengetahui keberadaan PCINU. Akan tetapi, ia tidak mengetahui kondisinya dan siapa saja anggotanya. Karena mobilitas dinamika Nahdliyin di sana yang tinggi mengingat didominasi pelajar yang sangat terbatas secara kuantitas dan waktu tinggalnya, PCINU pun kurang berkembang.

 

"Masih ada kegiatan tetapi tidak begitu semarak dan ramai. Apalagi belum populer medsos," katanya.

 

Meskipun demikian, ia juga tak bisa memungkiri bahwa pertemuan kopi darat pun masih dilaksanakan di Amerika Serikat. Ketua PCINU Amerika Serikat dan Kanada sebelumnya, Habib Zen Al-Jufri, yaitu menjalin komunikasi dengan berbagai lembaga, meliputi berbagai perguruan tinggi, komunitas-komunitas Muslim seperti Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), Pusat Pluralisme Islam (CIP), hingga gereja.

 

Namun, pandemi menggerakkan PCINU Amerika Serikat dan Kanada lebih dari itu. Terbukti dengan keberhasilan penyelenggaraan konferensi cabang (Konfercab) pada tahun ini, setelah terakhir digelar pada 10 tahun silam, yakni pada tahun 2011.

 

"Ada gerak paralel, yaitu virtual melibatkan Kanada dan bagian utara Amerika. Di sisi lain, ada juga berbasis luring di pusat Amerika," kata pria yang pernah mengemban amanah sebagai A’wan PCINU Inggris itu.

 

Gelaran konfercab itu juga menarik banyak Nahdliyin untuk turut bergabung. Izzul mengatakan bahwa ada beberapa diaspora yang seolah menemukan oase di tengah hiruk-pikuk kehidupannya di negeri orang. Ada yang mengaku sejak kecil mengaji di kampungnya masing-masing dan merasa diri sebagai NU. Sebaran undangan konfercab di berbagai majelis taklim di Amerika dan Kanada memanggil ingatan masa kecil mereka sehingga turut serta meramaikan kegiatan tersebut dan bergabung dalam PCINU.

 

Merujuk grup media sosial, keanggotaan PCINU Amerika Serikat Kanada sudah mencapai 65 orang. Namun, bila dijumlahkan dengan anggota keluarga masing-masing yang juga tinggal bersama mereka, tentu diperkirakan mencapai lebih dari 100 orang. Jumlah ini belum menghitung mereka yang belum terkomunikasikan.

 

"Ke depan, harus lebih intensif lagi karena tantangan semakin meningkat," kata akademisi asal Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang, Jawa Timur itu.

 

Mahasiswa doktor Universitas Mc Gill, Montreal, Kanada itu menjelaskan bahwa tantangan NU di Amerika Serikat dan Kanada di antaranya ada geografi. Sebagaimana diketahui, luas Kanada empat kali lipat luas daratan Indonesia. Belum ditambah Amerika Serikat yang terdiri dari 50 negara bagian.

 

"Tantangannya karena geografi. Tapi kita optimis dengan adanya kemudahan teknologi. Kita harapkan bisa bertambah. Kita juga perlu melihat muqimin orang Indonesia yang Nahdliyin. Kita bergerak menjaring sebanyak mungkin. Yang penting ke depan ada komitmen," katanya.

 

Fokus PCINU Amerika Kanada 2021-2023

Izzul Haq mengatakan bahwa Nahdliyin di Amerika Serikat dan Kanada menyepakati dua agenda besar dalam konfercab yang digelar beberapa waktu lalu, yakni konsolidasi dan kolaborasi.

 

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa konsolidasi dilakukan dengan pendataan anggota yang sudah ada dan rekrutmen anggota baru. Hal itu diwujudkan dengan beragam kegiatan dan kampanye di dunia maya agar semakin tersiar keberadaan PCINU.

 

Selain itu, hal tersebut juga dilakukan dengan mengaktifkan simpul komunitas masjid dan pengajian yang banyak tersebar di Amerika Serikat dan Kanada. Paling tidak, katanya, ada penerimaan terhadap tradisi amaliah Nahdliyin. Ia sangat bersyukur jika Muslim tersebut dapat turut aktif berkontribusi dalam PCINU.

 

Hal yang tak ketinggalan dalam bagian konsolidasi adalah penataan organisasi. Hal ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menjaga eksistensi organisasi agar terus hidup.

 

Perihal kolaborasi, Izzul akan meneruskan program yang telah dibuat Habib Zen Al-Jufri, yakni bekerja sama dengan berbagai komunitas Muslim, komunitas gereja untuk menjaga kerukunan antarkeyakinan, juga dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC dan Ottawa.

 

Kolaborasi juga akan digerakkan dengan Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muhammadiyah Amerika yang dipimpin Muhammad Ali. Izzul mengakui pernah bertemu di Hawaii dengan Ali. "Beliau mengajak follow up untuk mengenalkan 'Islam Nusantara Berkemajuan' di Amerika Kanada," katanya.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan