Nasional

Ketua PBNU: MTQ Memantik Pengembangan Nilai Ajaran Al-Qur'an

Rab, 11 Agustus 2021 | 05:00 WIB

Ketua PBNU: MTQ Memantik Pengembangan Nilai Ajaran Al-Qur'an

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani berharap Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang pertama kali digelar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan bisa memantik semangat Nahdliyin mengembangkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an. Karena menurutnya, pagelaran tilawah merupakan wadah berkumpulnya orang-orang mulia penghafal Al-Qur’an.


“Para hafiz hafizah merupakan orang-orang yang semangat dalam mempelajari Al-Qur’an, begitu pun para qurra yang mulia dan ahli Qur’an,” tutur Kiai Manan dalam sambutan acara penutupan MTQ Virtual Tingkat PCINU Sedunia, Selasa (10/8) malam.
 

Menurut Kiai Manan, MTQ merupakan momentum strategis Jamiyyatul Qurra wal Huffazz (JQH) membangun sinergi dengan lembaga-lembaga lain, salah satunya Lembaga Takmir Masjid (LTM), dalam rangka meningkatkan kapabilitas umat Islam.

 

Di samping juga jumlah masjid di Indonesia mencapai 800 ribu masjid, yang kiranya dapat dimakmurkan dengan tilawah dan qiraatul Qur’an.


“Jadi, bukan hanya kumpulan bagi para hafiz-hafizah, tetapi (JQH) bagi NU harus bisa menjadi gerakan membumikan Al-Qur’an,” tutut Panasihat JQH ini


Ia menyatakan, meskipun dilaksanakan secara daring, tidak mengurangi antusiasme para peserta. Lebih-lebih kegiatan ini dapat disaksikan oleh warga Nahdliyin seluruh dunia.

 

“Permulaan baik ini semoga bisa terus dilaksanakan setiap tahun oleh PCINU-PCINU di berbagai negara,” ungkap dia.


Disebutkan, terdapat dua perintah pemakmuran dalam Al-Qur’an. Pertama, kewajiban memakmurkan masjid, kemudian perintah memakmurkan bumi. Kedua hal itu tertuang dalam QS At-Taubah ayat 18. Oleh karena itu, sudah sepatutnya JQH bersedia  melakukan gerakan pemakmuran dengan cara membumikan ajaran-ajaran Al-Qur’an.


“Pengajian-pengajian di masjid-masjid juga merupakan salah satu caranya, yang saat ini jarang sekali ditemukan,” ujar dia.


Kewajiban kedua, sambung dia, perintah memakmurkan bumi yang termaktub pada Al-Qur'an Surat Hud ayat 61. Strategi paling tepat adalah membuat gerakan dakwah melalui ayat-ayat Qur’an sesuai konteks dan kondisi zaman saat ini.

 

Dia menyayangkan fenomena rumah-rumah tahfiz yang kini bertebaran di berbagai wilayah malah digagas oleh kelompok lain. Padahal seharusnya kesempatan itu dapat terlebih dahulu dimanfaatkan warga Nahdliyin sebagai ladang dakwah menebarkan ajaran Islam Rahmatan lil ‘Alamin.


“Karena itu, tantangan bagi kita (JQH) untuk menghidupkan dan menggerakkan al-Qur’an di masjid, mushala, yang hari ini tantangannya tidak seperti waktu kita kecil dulu,” sambungnya.


Lebih lanjut, Kiai Manan mengapresiasi secara khusus atas terselenggaranya musabaqah ini. MTQ diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi sekadar memilih yang terbaik, lebih jauh lagi, dia mengajak umat Islam agar lebih memuliakan, mengagungkan, dan membumikan Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam.


“Saya berharap ini bisa berkembang menjadi pembumian al-Qur’an, bukan saja lomba tilawah keindahan membaca Qur’an. Tetapi apa yang disampaikan berkembang juga menjadi Tafsirul Qur’an,” harapnya.


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF