Dianggap Hina Kota Makkah, Rapper Wanita Ini Jadi Buronan Pemerintah Saudi
NU Online · Senin, 24 Februari 2020 | 09:15 WIB
Pemerintah Kota Makkah, Arab Saudi, memerintah untuk menangkap seorang rapper perempuan bernama Ayasel Slay karen penampilannya dalam satu video musik rap dianggap menyinggung budaya dan tradisi Kota Makkah. Instruksi penangkapan tersebut dikeluarkan oleh otoritas regional Makkah melalui akun Twitternya pada Kamis lalu.
“Pangeran Khalid bin Faisal dari Makkah telah memerintahkan penangkapan orang-orang yang bertanggungjawab atas lagu rap Bint Mecca, yang menyinggung kebiasaan dan tradisi masyarakat Makkah dan bertentangan dengan identitas dan tradisi penduduknya yang terhormat," katanya.
Ayasel diburu pemerintah Arab Saudi setelah sebelumnya muncul dalam sebuah video musik berjudul Bin Mecca atau Gadis Makkah. Video tersebut sempat diunggah di kanal YouTube Ayasel pekan lalu namun saat ini video tersebut sudah dihapus.
Dalam video itu, seperti diberitakan Aljazeera, Senin (24/2), Ayasel terlihat bernyanyi bersama dengan anak-anak yang tersenyum sebagai penari latar. Ayasel menyanyikan lagu rap tentang kebanggaan dirinya dari Makkah, kota tersuci bagi umat Islam.
Lirik lagu rap Ayasel tersebut berbunyi: “Hanya seorang gadis Makkah yang kamu butuhkan, jangan membuatnya kesal, dia akan menyakitimu. Dengan dia, kamu bisa melaksanakan sunnah (menikah). Hidupmu bersamanya akan menjadi surga.” Kata Ayasel menggambarkan betapa wanita dari Makkah begitu indah dan kuat, dibandingkan semua wanita Saudi lainnya.
Lagu tersebut memicu reaksi keras warganet Saudi; ada yang menyerang dan ada yang membelanya. Warganet yang menyerang meminta agar penyanyi rap asal Sudan, Afrika tersebut dipenjara dan kemudian dideportasi dari Arab Saudi ke negara asalnya. Sementara mereka yang membela Ayasel meminta agar komentar-komentar warganet Saudi tidak jatuh kepada rasisme.
“Penyanyi ini masih muda dan mungkin sudah menyadari kesalahannya, karena Mekah adalah tempat suci dan terhormat, tapi jangan sampai komentarmu jatuh ke tingkat rasisme, rasisme adalah penyakit masyarakat," kata pengguna Twitter, Nouf Al Qahtani.
Pada Juni 2018 lalu, seorang rapper wanita Saudi bernama Leesa A merilis sebuah video tentang perayaannya atas pencabutan larangan merokok di Saudi. Video tersebut menjadi viral dan diterima masyarakat dengan baik, tidak seperti videonya Ayasel tersebut.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
PMII Jakarta Timur Tuntut Keadilan Usai Kadernya Tertembak Peluru Karet hingga Tembus Dada
2
Demo Agustus 2025: Alarm Keras Suara Rakyat
3
PBNU Bersama 15 Ormas Islam Serukan Masyarakat Tenang dan Menahan Diri di Tengah Memanasnya Situasi
4
Instruksi Kapolri soal Tembak di Tempat Dinilai Berbahaya, Negara Harus Lakukan Evaluasi
5
Massa Aksi Jarah Markas Gegana dan Bakar Halte Senen yang Tak Jauh dari Mako Brimob Kwitang
6
Tim NU Peduli Kunjungi Keluarga Affan Kurniawan, Berikan Santunan 100 Juta Rupiah
Terkini
Lihat Semua