Internasional

Bicara Islam Nusantara, Dubes RI Ajak Lebanon Keluar dari Konflik

NU Online  ·  Kamis, 31 Maret 2016 | 18:07 WIB

Jakarta, NU Online
Duta Besar RI untuk Lebanon HA Chozin Chumaidy menyampaikan pidato pembukaan dalam seminar Nadwah: Al-Amnul Fikri wa Mas’uliyyatu Himayatihi di Hotel Quality Inn, Tripoli, Lebanon Utara, Sabtu (26/3). Di hadapan sejumlah tokoh terkemuka setempat, HA Chozin pada pidato kehormatannya menyampaikan potensi unggul Indonesia dalam bidang budaya, demokrasi, dan paham moderat Islam.

“Islam Nusantara yang menghargai kearifan lokal, mengedepankan sikap-sikap toleran dan kesantunan serta menjauhkan dari perilaku radikal dan ekstremisme,” kata HA Chozin Chumaidy dalam seminar yang diselenggarakan Al-Imam Bukhori Center, lembaga kajian keilmuan keislaman yang dipimpin Dekan Fakultas Syariah Aries Internasional University Lebanon Dr Sa’duddin Al-Kuby.

Seminar yang dihadiri oleh tokoh-tokoh ulama Sunni, para qadhi dan juga mufti Tarablus ini antusias membahas strategi dan langkah-langkah menjaga serta memelihara paham Islam moderat di tengah konflik regional dan global yang penuh kekerasan dan radikalisme.

Menurutnya, perbedaan tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan dan radikalisme, tetapi harus dihadapi dengan sifat dan sikap moderat, ramah dan toleran. Di samping ukhuwwah Islamiyah sebagai basis membangun kebersamaan dan kesatuan umat, masyarakat perlu membangkitkan ukhuwwah wathaniyah dan ukhuwwah insaniyah.

HA Chozin Chumaidy berharap Bangsa Lebanon tetap bersatu, mandiri dan keluar dari lilitan pertikaian internal yang melelahkan dan bangkit kembali menjadi bangsa dan negara yang kuat, maju dan sejahtera, sesuai lagu kebangsaan Lebanon “Kulluna lil Wathan” (Kita semua untuk satu tanah air, satu bangsa, satu Negara Lebanon).

Indonesia, sambungnya, memiliki pengalaman panjang dalam mengelola perbedaan dan perselisihan internal umat Islam dan juga antara umat beragama. “Dengan tiga kerukunan; kerukunan internal umat beragama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah, alhamdulillah kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dibangun secara damai dan harmonis.”

Masyarakat Lebanon seperti halnya Indonesia memiliki keragaman dengan beragam sekte, etnis, dan agama (sebelas sekte Kristen dan empat sekte Islam). “Dapat belajar dari Indonesia dalam mengelola perbedaan. Adanya perbedaan dalam faham keagamaan adalah suatu keniscayaan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran,” HA Chozin Chumaidy lalu mengutip Surat Hud ayat 18. (Red Alhafiz K)