55 Dapur Sajikan Menu Nusantara untuk Jamaah Haji Indonesia Selama di Makkah
NU Online Ā· Sabtu, 10 Mei 2025 | 16:00 WIB

Persiapan dapur Tadco Catering, Jumat (9/5/2025) di daerah Aziziyah, Makkah, Arab Saudi untuk menyiapkan konsumsi bagi 3.500 jamaah haji Indonesia. (Foto: NU Online/Patoni)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Konsumsi merupakan salah satu layanan krusial bagi jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Penyesuaian menu agar sesuai dengan selera orang Indonesia diupayakan betul oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji. Langkah yang dilakukan Kementerian Agama, 457 ton bumbu Nusantara dikirim langsung ke Saudi dan distribusikan ke 55 dapur di Makkah untuk mempersiapkan konsumsi bagi 203 ribu jamaah haji selama di Makkah.
"Total ada 55 dapur yang sudah kita siapkan buat jamaah haji di Makkah," ujar Kepala Daker Makkah Ali Machzumi, Jumat (10/5/2025) saat melakukan pengecekan dapur.
Salah satu dapur yang siap menyajikan menu Nusantara ialah Tadco Catering. Dapur yang terletak di daerah Aziziyah, Makkah ini digawangi langsung oleh Chef Azhari. Juru masak asal Jambi ini dibantu oleh beberapa chef dari Indonesia dan chef lokal Arab Saudi.
Katering yang dipimpinnya itu akan melayani 3.500 jamaah haji Indonesia di Makkah. Standar tinggi diterapkan oleh Chef Azhari dan kawan-kawan, baik dari penyimpanan bahan makanan, proses memasak, hingga proses akhir packaging dan pengiriman ke masing-masing hotel tempat menginap para jamaah haji.
Pertama kali masuk ke dapur katering, chef Azhari menunjukkan beberapa ruang khusus penyimpanan bahan makanan. Pengecekan pertama ialah ruang penyimpanan beras. Sudah tersedia 250 karung beras dengan masing-masing karung berisi 40 kg beras.
"Sampai akhir musim haji, mungkin dibutuhkan 4 ton beras buat kebutuhan 3.500 jamaah," ujar Azhari, Jumat (10/5/2025) di dapur Todca Catering.
Seluruh proses bahan makanan disimpan secara terpisah di ruang masing-masing. Ada ruang khusus penyimpanan daging bersuhu minus 31 derajat celcius untuk memastikan kualitas daging terjaga dengan baik.
Ruang khusus juga disediakan untuk bahan makanan lain seperti sayur-sayuran dan bumbu masak. Begitu juga dengan pengolahan yang dilakukan secara terpisah.
"Ruang dan alat-alat pengolahan pengolahan sayur tidak boleh digunakan untuk daging, tidak steril nantinya," ujar Azhari menjelaskan detail terkait proses produksi makanan untuk jamaah haji.
Untuk menjaga kualitas, kata Azhari, bumbu-bumbu tidak boleh terlalu lama disimpan. Misal bila masa berlakunya tiga bulan, maka hanya boleh dipakai di katering setengah bulannaya. "Setengah bulan harus habis," ujarnya.Ā
Di ruang pendingin, daging dan ayam yang sudah siap diolah itu lalu dipotong di ruangan khusus. Selanjutnya baru dicampur dengan sayuran dan bumbu.Ā
Azhari lantas menunjukkan sebuah panci fresto ukuran besar yang mampu merebus 500 kilogram daging. Ā "Satu ekor sapi bisa masuk di panci ini, kita punya delapan fresto," ujar dia.
Makanan yang sudah dimasak lantas di-packing menggunakan boks berlapis aluminium untuk menjaga kehangatan dan keawetan. "Makanan yang sudah di-packing lalu masukkan ke lemariĀ pendingin, dan jika sudah mau dibawa ke jamaah dipanaskan terlebih dahulu,"
Pengemasan makanan dibagi tiga warna. Untuk warna hijau digunakan untuk konsumsi pagi hari. Tertulis di sana paling lambat makanan dikonsumsi pukul 09.00 WAS.
Kemudian warna biru untuk siang dan tertulis paling lambat pukul 16.00 WAS. Terakhir warna merah buat konsumsi malam hari dan tertulis hingga paling lambat pukul 21.00 WAS. Ā Adapun satu warna lain berwarna orange untuk konsumsi penyambutan jamaah atau makanan selamat datang.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
4
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
5
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
6
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua