Pagi itu Dahlan Pekalongan hendak pergi ke Solo. Ia naik bus jurusan Pekalongan-Solo. Setelah bus berjalan sampai di Batang, ia baru ingat lupa tak membawa uang. Kondektur pun mulai berjalan ke belakang untuk menarik bayaran.
<>
Dahlan ingat keterangan dari kiainya, untuk baca wirid ini biar selamat dalam keadaan genting. Ia juga pernah mempraktekkannya pada seseorang dan berhasil.
Kemudian mulutnya komat-kamit membaca wirid yang diajarkan kiainya. Kondektur semakin mendekat. Tetapi ketika di hadapannya kondektur justru meminta bayaran yang ada di sebelahnya dan seterusnya.
“Wah, wiridannya berhasil,” pikir Dahlan dalam hati.
“Turun di mana, Mas. Uangnya?” tanya kondektur tiba-tiba dari belakang.
“Lho, Mas?” Dahlan heran.
“Saya juga membaca wirid yang sama dengan Mas. Bahkan lebih ampuh. Ayo, mana uangnya?” tandas kondektur.
“Wah, mati aku!” (Ajie Najmuddin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
Membaca Pajak Lewat Kacamata Fiqih NU
4
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
5
Ekoteologi dan Siri' na Pacce: Etika Lokal Atasi Krisis Lingkungan
6
Gempa Magnitudo 4,9 di Bekasi, Terasa di Jakarta
Terkini
Lihat Semua