Patoni
Penulis
Suatu siang, Brodin seorang bos klub sepak bola asal Madura membuka-buka buku sepak bola tentang berbagai permainan teknik dunia termasuk teknik catenaccio dari Italia.
Begitu membaca koran bahwa Gus Dur akan memakai teknik catenaccio itu dalam menghadapi berbagai guncangan, bukan main girangnya Brodin. Gus Dur sendiri bukan tokoh asing di telinga orang-orang Madura.
Singkatnya, Brodin ingin segera ketemu Gus Dur. Ia berangkan ke Jakarta dengan kereta api dan turun di stasiun Gambir yang kebetulan dekat dengan tempat tinggal Gus Dur.
Dari seorang tukang bajaj, Brodin mendapatkan alamat Gus Dur. Tukang bajaj menunjuk tempat yang tidak auh dari stasiun Gambir. Ternyata memang dekat.
Sampai di depan rumah Gus Dur di dekat Monas yang baginya mirip Istana, Brodin cukup lama termangu-mangu hingga akhirnya ditegur petugas di lokasi.
“Cari siapa, pak?” tanya petugas penjaga.
“Saya pengen ketemu Gus Dur, pak,” jawab Brodin.
“Ada keperluan apa ya pak?”
“Tadinya saya ingin Gus Dur menjadi pelatih sepak bola di klub saya di Madura. Saya juga tadinya sekalian hendak bertanya berapa biaya transfernya. Saya dan teman-teman di klub sudah mengumpulkan duit. Tapi nggak jadi,” kata Brodin.
“Memang kenapa pak?” tanya petugas mencoba terus mengikuti perkataan Brodin.
“Aduh, ternyata rumah Gus Dur kayak gini. Kalau harus segede ini mana saya sanggup pak. Ternyata klub sepak bola di Jakarta kaya sekali ya pak. Rumah pelatihnya saja kayak istana,” ucap Brodin. (Fathoni)
*) Sumber: buku “Kelakar Madura Buat Gus Dur” (Sujiwo Tejo, 2018)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
6
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
Terkini
Lihat Semua