Humor

Gus Dur dan Topi Yahudi

Sab, 14 Januari 2012 | 23:29 WIB

Tahun 80-an, Jalaluddin Rahmat bercerita, Gus Dur penah bikin Presiden Iran Rafsanjani tertawa. Tahun 80-an juga, Gus Dur pernah bikin Kanselir Jerman Barat Helmut Schmidt tertawa ngakak, yang cerita Nurcholis Madjid.

Kita tahu, Gus Dur juga bikin Presiden Clinton terbahak-bahak hingga kepalanya mendongak ke atas. Presiden Prancis Jacques Chirac pernah tertawa juga mendengar Gus Dur bercerita tentang Anggur Mukti Ali. Ratu Beatrix juga pernah dibikin ketawa oleh Gus Dur.

<>Gus Dur, kata Gus Mus, berhasil membuat Raja Saudi yang terkenal serius dan pelit senyum, tertawa hingga kelihatan giginya. Melemper guyon pada Presiden Soeharto dan penggantinya, Habibie, juga Megawati, sudah biasa dilakukan Gus Dur.

Dan Shimon Peres, tak luput diberi guyonan oleh Gus Dur. Saya mendapat cerita ledekan Gus Dur pada Peres dari sastrawan terkemuka Ahmad Tohari. “Sebenarnya Gus Dur menyindir Israel, tapi Peres tertawa hingga terbatuk-batuk,” cerita Tohari pada saya.

“Pak Peres, negeri Anda akan kaya raya jika mau mengimpor kutang dari Prancis,” usul Gus Dur pada Shimon Peres.

“Kenapa, Pak Gus?” tanya Peres penasaran.

“Imporlah kutang dari Prancis. Sesampai di Israel, kutang itu dipotong jadi dua,” Gus Dur menjelaskan. Peres makin penasaran.

“Nah, setelah dipotong jadi dua, baru dijual. Kutang yang aslinya hanya bisa dipakai satu orang, di Israel bisa dipakai dua orang, asal dipotong dulu. Dan itu artinya bisa mendatangkan untung lipat dua. Jangan lupa, tali-tali pengikatnya dibuang dulu,” jelas Gus Dur tambah panjang.

“Mana bisa kutang dipotong jadi dua dan mendatangkan untung berlipat???” tanya Peres. Rasa penasarannya makin menjadi-jadi.

“Ya kan kalau sudah jadi dua, namanya bukan kutang lagi. Kalian bisa memakai kutang sebagai topi untuk pergi ke tembok ratapan,” terang Gus Dur enteng.

“Hahahaha...hahahahaha....hahahaha...” kali ini Peres paham, dan langsung tertawa terpingkal-pingkal.

Topi Yahudi bernama Kipah. Bentuknya bulat. Dipakai di atas ubun-ubun, agak ke bawah sedikit. (Hamzah Sahal)