Daerah

Tahun Baru Hijriyah Momentum Muhasabah Diri

Rab, 11 Agustus 2021 | 04:15 WIB

Tahun Baru Hijriyah Momentum Muhasabah Diri

Ilustrasi Muharram

NU Online, Kota Banjar

Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Banjar KH Mu'in Abdurrahim mengingatkan bahwa Tahun Baru Hijriah ini menjadi momentum untuk bermuhasabah diri. Hal ini ia sampaikan saat Muhasabah dan Istighatsah Tahun baru Islam 1443 H di Pendopo Kota Banjar Jawa Barat, Selasa (10/8) petang.


Kiai yang akrab disapa Abah Mu'in mempersilakan para hadirin untuk mencicipi hidangan yang ada di hadapannya, sembari mengatakan bahwa siapa saja bisa menjadi seorang wali hanya dengan makan dan minum. "Kalau mau makan bismillah, setelah ditelan, alhamdulillah," katanya.


Dalam berbagai literatur kitab, dijelaskan betapa pentingnya membaca bismillah dan hamdalah, terlebih jika diterapkan pada saat pandemi seperti sekarang ini. Sebab, penyakit bisa datang sebagian besar dari cara dan pola makan seseorang. 


Lalu, Abah Muin mencontohkan Nabi Idris yang setiap memasukan benang ke kedua kain yang terpisah selalu mengucapkan bismillah lalu meneruskannya dengan hamdallah jika jarum dari benang itu muncul kembali ke permukaan kedua kain tersebut. "Itu mengapa salah satu Nabi Idris diangkat menjadi Nabi," tambahnya.


Dalam kesempatan tersebut, Abah Mu'in menyampaikan bahwa bulan Muharram ini merupakan salah satu dari bulan yang di muliakan oleh Allah SWT. Pasalnya, banyak sekali peristiwa istimewa yang terjadi pada bulan ini. Salah satunya yaitu diangkatnya wabah yang menimpa Nabi Ayub as. "Nabi Ayub dapat sembuh dari penyakit kulit yang dideritanya selama 18 tahun yaitu pada bulan Muharram," katanya sembari manggut-manggut.


Peristiwa ini, lanjutnya semoga menjadi contoh bagi kita semua untuk selalu berikhtiar, yaitu dengan cara mematuhi aturan pemerintah dengan menjalankan prokes dan vaksinasi.


Vaksinasi memang menjadi perbincangan hangat dan menimbulkan pro kontra pada pekan pekan lalu. Ada yang menolak dan menerimanya. Namun, menurut Abah Mu'in dengan disemarakkannya program vaksinasi nantinya akan menjadikan indonesia mempunyai kekebalan komunal untuk terhindar bahkan menghilangkan Covid-19 dari negeri tercinta kita ini.  


"Semoga Corona 19 ini cepat diangkat oleh Allah swt pada bulan ini, amin," katanya sembari dibarengi aminan pada hadirin di pendopo maupun virtual.


Selain mengingatkan untuk selalu bersyukur dan bersabar, Abah Mu'in juga melanjutkan bahwa pesan momen Muharram ini Rasulullah SAW pernah memberikan khutbahnya yang berisi persatuan dan kesatuan di hadapan masyarakat Kota Madinah.


Pada tahun pertama hijrah, justru yang pertama kali Rasulullah sampaikan adalah kesatuan dan persatuan, yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Kaum Muhajirin yang pada saat itu begitu tidak mempunyai apa-apa, akibat perjalanan hijrah hingga ke Madinah lalu disatukan dan ditolong oleh kaum Anshar yang kaya nan dermawan. Hal ini juga mengingatkan agar menjauhi perpecahan.


"Sungguh sangat pentingnya kesatuan dan persatuan sehingga menjadi kunci utama setiap kaum," kata Pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar itu.


Selain itu, Abah Mu'in juga menyampaikan begitu banyaknya saudara-saudara yang tengah menjalankan isolasi. Banyak di antara mereka yang gugur sehingga jumlah anak yatim semakin bertambah. Sudah sepantasnya, umat Islam berbagi menolong dan memuliakan para tetangga.


"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya juga kepada hari kiamat, haruslah dia memuliakan tetangganya," katanya mengutip sebuah hadis.


Meskipun tetangga yang sedang isolasi ataupun menjadi yatim piatu bukan Islam, tetapi umat Islam tetap harus memuliakannya karena dilandasi pada ukhuwah basyariyah yaitu persaudaraan kemanusiaan.


Sebelum memimpin istighatsah, Abah Mu'in mengucapkan syukur dalam momen ini masih diberi kemerdekaan meskipun di tengah pandemi. "Semoga dengan kita beristighatsah Allah cepat mengangkat wabah ini dari bumi kita tercinta ini," harapnya.


Abah menceritakan betapa pertolongan Allah telah datang kepada Rasulullah Muhamad SAW ketika menghadapi perang dalam jumlah pasukan muslimin lebih sedikit dari jumlah lawan. Dengan istighatsah, Allah menurunkan beribu-ribu malaikat untuk membantu Nabi dalam peperangan tersebut dan akhirnya peperangan berada pada umat Islam.


Kontributor: Siti Aisyah
Editor: Syakir NF