Daerah

Pimpinan Ansor Harus Punya Empat Karakter Ini

Kam, 3 Oktober 2019 | 16:00 WIB

Pimpinan Ansor Harus Punya Empat Karakter Ini

Pengurus GP Ansor Wonokromo, Kota Surabaya dilantik. (Foto: NU Online/Hisam Malik)

Surabaya, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Surabaya, Jawa Timur, Faridz Afif menyampaikan, bahwa kader Ansor yang dipercaya berada di pucuk pimpinan harus memiliki empat karakter. Yakni karakter kepemudaan, keislaman, kerakyatan, dan kebangsaan.
 
Demikian ini disampaikannya saat memberikan arahan pada kegiatan pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Wonokromo, Kota Surabaya di Langgar Makam Sunan Bungkul, Kamis malam (2/10). 
 
Pria yang kerap kali disapa Gus Afif ini menjelaskan maksud masing-masing karakter itu. Terkait kepemudaan sudah barang tentu para kader Ansor mempunyai karakter kepemudaan, terlebih mereka yang mendapat mandat memimpin. Bahkan karakter ini menurutnya menjadi modal utama dalam menggerakkan dan memajukan organisasi kepemudaan milik Nahdlatul Ulama (NU) itu.
 
"Yang namanya pemuda, pasti tidak kenal lelah, bukan urusan umur, tapi karakter kepemudaan yang harus dimiliki," ungkapnya.
 
Selanjutnya mengenai karakter keislaman, ia mengemukakan, sebagai pemuda yang bernaung di bawah NU, tentu arah gerakannya juga tidak bisa lepas dari aspek keislaman. Untuk itu, kata dia, karakter keislaman tak bisa dipisahkan dari karakter yang pertama (kepemudaan, red). 
 
Pada kakater keislaman ini mereka dituntut untuk selalu memperjuangkan nilai-nilai dan sejumlah ajaran Islam yang bernafaskan Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah, yakni Islam yang rahmatan lil alamin.
 
Sementara tentang karakter merakyat titik tekannya pada empati kader Ansor pada situasi dan kondisi di lingkungannya. Jika masyarakat sedang membutuhkan bantuan, maka kader-kader Ansor tidak boleh diam terpaku, mereka harus datang memberikan jalan keluar.
 
 "Kita harus berada di tengah-tengah masyarakat memberikan perlindungan jika sewaktu-waktu diganggu oleh kelompok lain karena mungkin memiliki agama, keyakinan, dan pandangan yang berbeda. Apabila ada saudara kita yang mengalami kesulitan dan kesusahan, maka itu menjadi bagian kesusahan dan kesulitan kita semua," tegas Gus Afif.
 
Sedangkan untuk karakter yang terakhir (kebangsaan, red) menurut pandangan dia harus mendarah daging kepada pemuda Ansor. Bahkan dalam merawat kebangsaan itu adalah tugas penting Ansor yang harus selalu diperhatikan. Pasalnya, salah satu penentu keutuhan bangsa dan negara tergantung pada sikap warganya dalam merawat aspek kebangsaan dan keragaman yang ada.
 
Untuk itu, lanjutnya, tidak boleh ada kelompok-kelompok yang sengaja memecah belah bangsa Indonesia yang sudah terbangun demikian baiknya. "Tidak ada katan lain selain satu kata, lawan!. Semoga para pengurus yang baru dilantik amanat bisa menjalankan roda organisasi dan bermanfaat untuk agama, nusa dan bangsa," pungkasnya.

Kontributor: Hisam Malik
Editor: Syamsul Arifin