Petani di Bawah Binaan PCNU Batang Berhasil Panen Padi Organik, Pertanian Sehat dan Bebas Kimia Berhasil
NU Online · Ahad, 27 April 2025 | 08:00 WIB

PCNU Batang Bersama Zahid Luthfi Ketua KTST Batang sekaligus pengelola (tengah) saat memanen padi organik, Sabtu (26/4/2025) di Dukuh Ponoragan Desa Tanjungsari, Batang. (Foto: dok. PCNU Batang)
Muhammad Asrofi
Kontributor
Batang, NU Online
Panen padi organik dilakukan kelompok tani bernama Kadang Tani Sarwo Tulus (KTST) Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada pada Sabtu (26/4/2025). KTST berada di bawah binaan PCNU Batang. Padi organik menjadi bukti bahwa pertanian sehat dan bebas bahan kimia bisa diterapkan.
Panen dilakukan di lahan seluas 1.000 meter persegi milik Syarifah, berlokasi di Dukuh Ponoragan Desa Tanjungsari. Lahan tersebut dikelola oleh Zahid Luthfi, yang juga merupakan Ketua Kadang Tani Sarwo Tulus PCNU Batang. Adapun varietas padi yang ditanam adalah Membramo.
Baca Juga
Doa Petani saat Awal Menanam Padi
"Syukur alhamdulillah bisa melaksanakan panen padi organik dengan hasil panen 550 kg gabah. Harapannya hasil panen padi organik dapat menginspirasi para petani lain untuk menggunakan pupuk organik," ujar Zahid kepada NU Online, Sabtu
Zahid menambahkan bahwa meskipun menggunakan pupuk organik, para petani tetap memiliki peluang besar untuk melakukan panen sebanyak tiga kali dalam setahun. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian organik bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu menjaga produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Sementara itu, Wakil Ketua PCNU Batang, Turjangun, memberikan apresiasi atas upaya Zahid dan kelompok tani dalam mengembangkan pertanian organik di Batang.
"Banyak-banyak berterima kasih kepada Ketua Kadang Tani Sarwo Tulus PCNU Batang yang sudah memulai pertanian organik di Kabupaten Batang," ujar Turjangun.
Dia berharap di seluruh MWCNU se-Kabupaten Batang, harapannya di setiap ranting berdiri Kadang Tani Sarwo Tulus. Tujuannya mengurangi pupuk non-organik menjadi pupuk organik untuk memperbaiki Ibu Pertiwi agar sehat kembali.
"Seperti misi NU merawat jagad, membangun peradaban, itu satu-satunya ya bertani organik untuk memulihkan tanah dan memperbaiki fungsi-fungsi tanah," tambahnya Turjangun.
Ia menegaskan bahwa ketahanan pangan sejati tak hanya soal jumlah, melainkan juga kesehatan seluruh rantai produksi.
"Bicara ketahanan pangan itu ya sehat tanahnya, sehat tanamannya, sehat hasilnya, sehat pengelolanya, sehat petaninya, dan dibeli oleh masyarakat. Yang beli juga tambah sehat karena tanamannya sehat. Fungsi tanah bumi pertiwi agar kembali lagi," tegasnya.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua