Hairul Anam
Kontributor
Surabaya, NU Online
Orang-orang yang telah melengserkan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan rekayasa kejamnya, kini masih bebas berkeliaran, hidup tenang dan santai. Padahal semestinya mereka dijerat oleh hukum negara.
Â
Demikian ditegaskan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Syafiuddin, usai mengikuti bedah buku Menjerat Gus Dur di gedung PWNU Jawa Timur, Selasa (4/2).
Â
Menurut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan itu, bukut tersebut secara nyata menguak kejahatan yang mereka lakukan. Mereka berkomplot hingga berhasil melengserkan Gus Dur.
Â
"Hasil investigasi di buku tersebut sudah terang benderang. Negara tidak bisa mengelaknya," tegas Syafiuddin.
Â
Alumnus Pesantren Al-Mardliyah, Waru, Pamekasan tersebut teringat pada sikap tegas dan tangkas Rasulullah terhadap para penzalim.
Â
"Dalam kitab Sirah Ibn Hisyà m diterangkan, suatu hari Rasulullah mendengar kabar kaum munafik berkumlul di rumah kaum Yahudi, Suwailim, untuk merintangi kaum muslim ikut dalam Perang Tabuk," ungkap Syafiuddin.
Â
Tak buang tempo, tambahnya, Rasulullah langsung mengutus Thalhah ibn Ubaidillah ke sana untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Â
Bagi Syafiuddin, sikap Rasulullah tersebut mestinya diterapkan di era kekinian: masyarakat dan negara mesti tegas dan tangkas dalam menyikapi para penzalim. Tentu dengan cara-cara bijak sesuai aturan yang telah diajarkan Rasulullah.
Â
Diterangkan, bersikap tegas dan tangkas terhadap para penjerat Gus Dur dalam rangka memberikan keadilan, bahwa negara tidak diam saat presidennya difitnah dan dijatuhkan oleh konspirasi politik penuh kezaliman.
Â
"Terutama para pelengser Gus Dur yang hingga kini tidak minta maaf secara terbuka. Meskipun bukti kuat mengungkap kezalimannya, mereka tidak sungkan mengelaknya. Bahkan, menjelek-jelekkan buku yang mengungkap borok mereka," ujar Syafiuddin.
Â
Syafiuddin mengaku miris ketika ada seorang tokoh berpendidikan tinggi menilai buku Menjerat Gus Dur adalah karya sampah. Penilaian sepihak tersebut secara gamblang diutarakan salah satu penjerat Gus Dur.
Â
"Mestinya minta maaf secara terbuka, bukan menambah luka lama makin menganga di bangsa ini, atas kezaliman yang telah dilakukan mereka terhadap Bapak Bangsa," tukasnya.
Â
Reporter: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua