Madiun, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar konsolidasi organisasi. Kali ini dipusatkan di Pondok Pesantren Sabulul Huda Kembangsawit Rejosari Kebonsari Madiun, Selasa (2/4). Kegiatan menghadirkan delapan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama atau PCNU di kawasan Mataraman.
Menurut KH Abdussalam Sohib, konsolidasi organisasi ini merupakan bagian dari program PWNU Jatim sesuai agenda Rapat Kerja Wilayat atau Rakerwil akhir 2018 lalu.
“Dalam kegiatan ini kami berharap program PWNU Jatim bisa bersinergi dengan PCNU se-Mataraman. Sekaligus menyampaikan hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama atau Munas dan Konbes NU 2019 lalu,” kata Gus Salam, sapaan akrabnya.
Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim ini, usai menyampaikan hasil Munas dan Konbes, kegiatan dilanjutkan kegiatan lain. “Yakni pembahasan informasi organisasi dan struktural NU di wilayah Mataraman Barat hingga tingkat ranting,” ungkapnya.
Selain itu, PWNU Jatim meminta secara khusus kepada PCNU se-Mataraman agar ikut serta menyukseskan pesta demokrasi dengan aman, damai, dan berjalan lancar.
“Kami meminta agar warga NU tidak golput,” imbuhnya.
Untuk mewujudkannya, PWNU Jatim menginstruksikan kepada seluruh pengurus mulai dari tingkat cabang hingga ranting, untuk menggelar lailatul ijtima.
“Kami menginstruksikan kepada warga NU untuk melakukan lailatul ijtima pada 16 April 2019 malam,” kata pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang ini.
Sedangkan dini harinya di tanggal 17 April dilanjutkan shalat tahajud, dan shalat subuh berjamaah. “Kemudian diteruskan shalat dhuha berjamaah, sebelum berangkat ke Tempat Pemungutan Suara atau TPS di masing-masing daerah,” pungkasnya.
Pada kegiatan ini tampak hadir jajaran PWNU Jatim. Di antaranya KH Anwar Manshur (rais), KH Syafruddin Syarif (katib), dan ketua, KH Marzuki Mustamar. Bahkan, Rais Am PBNU KH Miftachul Akhyar dan sejumlah kiai sepuh turut hadir, berbaur dengan jajaran NU di delapan PCNU wilayah Mataraman, yakni Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Jombang, Nganjuk, Magetan, Pacitan, Ponorogo dan Ngawi. (Ibnu Nawawi)