Daerah

Medan Sulit Tak Halangi Ansor Mayang Jember Jaga Aswaja

Ahad, 10 Januari 2021 | 05:15 WIB

Medan Sulit Tak Halangi Ansor Mayang Jember Jaga Aswaja

Perwakilan MWCNU Mayang, PAC Ansor Mayang dan Majelis Dzikir Rijalul Ansor (MDS) Mayang, Kabupaten Jember saat penyerahan Alkes Covid-19 untuk Ranting Ansor Sidomukti, Jember. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Menggelar pertemuan di pedesaan memang tidak gampang, apalagi lokasinya cukup terpencil. Tapi demi menguatkan jaringan sekaligus melestarikan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), jarak jauh dan medan yang sulit tak menjadi masalah. Itulah yang dilakukan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Mayang, Kabupaten Jember Jawa Timur, Sabtu (9/1) malam.


PAC Ansor Mayang dan Majelis Dzikir Rijalul Ansor (MDS) Mayang, Kabupaten Jember menggelar pertemuan di rumah anggota Banser, Ahmad Zaini, Dusun Ledok, Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Jember. Lokasi rumah tersebut cukup terpencil dan berada di di dataran tinggi sekitar gumuk Peggek. Untuk mencapai lokasi tersebut harus melewati jalan setapak, cukup licin apalagi musim penghujan seperti ini, tidak ada lampu penerang kecuali senter. Motor pun hanya bisa diparkir di bawah, sekitar satu kilometer dari rumah yang dituju. Selanjutnya, peserta berjalan kaki ke rumah itu.


“Tapi semangat sahabat-sahabat Ansor Mayang, tak pernah surut untuk menggelar pertemuan dan konsolidasi,” ujar Ketua PAC Ansor Mayang, Hafit Al-Izza di Mayang usai acara.


Pertemuan tersebut digelar rutin setengah bulan sekali, dan sudah dua tahun berjalan. Tempatnya bergiliran di setiap Ranting Ansor di seluruh Kecamatan Mayang. Mengakhiri tahun tahun 2020 acara serupa digelar di Ranting Ansor Tegalwaru. Sedangkan mengawali tahun 2021 dihelat di Ranting Ansor Desa Sidomukti, yang ditempatkan di Dusun Ledok.


“Lokasi pertemuan (Ranting Ansor) rata-rata susah, karena desa-desa di Kecamatan Mayang adalah pedesaan,” jelasnya.


Pertemuan tersebut isinya adalah Isitghotsah dan tahlilan, dan terkadang ada ceramahnya. Namun, lanjut Hafit, yang terpenting adalah silaturrahim dan penguatan jaringan. Sebab, bendera Ansor harus berkibar di pucuk gunung sekalipun agar Aswaja tetap terjaga dan lestari. Apalagi saat ini kelompok radikal juga mulai menyusup ke tempat-tempat terpencil.


“Ansor dan segenap elemen NU jangan hanya terpusat di kota kegiatannya, tapi desa-desa juga perlu disapa,” urainya.


Di tempat yang sama, Ketua MDS Mayang, Saiful Rijal menegaskan bahwa shalawat harus tetap menggema di desa-desa yang terpencil sekalipun. Katanya, shalawatan, yasinan, dan istighotsah yang memang menjadi ciri khas amalan warga NU, harus terus dikumandangkan di desa-desa agar bendera NU tetap berkibar.


“Ketiga amalan itu merupakan ciri khas amalan NU, harus tetap menjadi pokok amalan warga desa,” pungkasnya.


Dalam kesempatan tersebut juga digelar penyerahan alat-alat kesehatan Covid-19 oleh MWCNU Mayang kepada Ranting Ansor Sidokmukti.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin