Daerah

Rijalul Ansor Kencong Jember Gelar Ijazah Ilmu Hikmah

Sen, 4 Januari 2021 | 15:30 WIB

Rijalul Ansor Kencong Jember Gelar Ijazah Ilmu Hikmah

Ketua PC MDS Rijalul Ansor Ansor Kencong, Gus Muflih Muttaqin. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Olah kanuragan, hizib kebal terhadap senjata tajam, dan sebagainya yang dulu cukup marak sebagai tradisi di tengah-tengah masyarakat, kini mulai surut. Jika kondisi ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin lama-kelamaan itu akan hilang dari budaya bangsa Indonesia.


Itulah salah satu yang melatarbelakangi Pimpinan Cabang (PC) Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kencong, Kabupaten Jember Jawa Timur mengadakan kegiatan Ijazah Massal Ilmu Hikmah Kubro, Ahad (3/1). Acara tersebut diikuti ratusan peserta yang terdiri dari anggota Banser dan pengurus Ansor Cabang Kencong, santri, masyarakat sekitar, dan anggota Banser dan Ansor dari Jember dan Lumajang.


Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Misbahul Hidayah Dusun Gadungan, Desa Kasyian, Puger, Kabupaten Jember tersebut dihadiri langsung oleh seorang guru hikmah dari Lampung, Sumatera Selatan, yakni KH Mukhlasin Bin Sholeh. Ia memberikan ijazah ilmu kanuragan kuno warisan leluhur dan para waliyullah seperti kekebalan, pengobatan, kekuatan dan lain-lain.


Di antara ilmu klasik tersebut adalah asma’ james (ciptaan Sunan Kalijogo), asma’ Suryani/asma’ perang (pegangan Pangeran Diponegoro), hizib maghrabi, asma’ sungai rajah kubro (pegangan Sunan Gunung Jati), asma’ anti tusuk jarum dan nurul hikmah kubro (amalan kiai sepuh).


“Kita para anggota  Ansor butuh ijazah itu,” tutur Ketua PC MDS Rijalul Ansor Ansor Kencong, Gus Muflih Muttaqin di sela-sela acara tersebut.


Menurutnya, ilmu kanuragan dan sejenisnya bukan untuk gagah-gagahan, kesombongan dan sebagainya. Tujuan ijazah kanuragan itu adalah untuk melindungi diri sendiri dan membekali diri selaku anggota Ansor yang mempunyai tugas membentengi ulama.


“Kami punya tugas menjadi benteng ulama, mengawal Aswaja (Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja),” jelasnya.


Gus Muflih menambahkan, pihaknya ingin mengembalikan tradisi dan ilmu hikmah tersebut yang saat ini kurang diminati kaum muda. Katanya, sebagian pemuda beranggapan bahwa ilmu tersebut sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman.


“Padahal ilmu hikmah tetap dibutuhkan, dan kita perlu menjaganya agar hal yang sudah menjadi tradisi ulama terdahulu itu tidak hilang,” terangnya.


Sementara itu, Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Kencong, Jember, Agus Nur Yasin mengatakan, tugas Ansor ke depan cukup berat, di antaranya adalah menghadang pergerakan kelompok radikal. Menurutnya, Ansor harus siap lahir batin untuk mengantisipasi pergerakan mereka. Sebab, meskipun organisasinya telah dibubarkan, tapi bukan berarti personelnya ikut bubar.


“Kalau dihubungkan dengan konteks ini, maka ilmu hikmah penting,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin