Daerah

Maulid Nabi, Pesantren Luhur Ciganjur Gelar Tadarus Puisi setelah Baca Diba' dan Sirah

Rabu, 18 September 2024 | 19:00 WIB

Maulid Nabi, Pesantren Luhur Ciganjur Gelar Tadarus Puisi setelah Baca Diba' dan Sirah

Santri Pondok Pesantren Luhur Ciganjur menggelar Tadarus Puisi setelah membaca kitab Maulid Diba' dan mengkaji Sirah Nabawiyah, Ahad (15/9/2024). (Foto: dok. Santri Ciganjur)

Jakarta, NU Online

Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Pondok Pesantren Luhur Ciganjur menggelar Tadarus Puisi. Hal tersebut dilaksanakan di Masjid Al-Munawwaroh Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Ahad (15/9/2024) malam. Pembacaan puisi dilakukan oleh santri setelah membaca Maulid Diba' dan mengkaji Sirah Nabawiyah.


Ketua panitia acara, Qais Sihab berharap agar kegiatan Tadarus Puisi ini dapat menumbuhkan ekspresi cinta generasi muda kepada Nabi SAW. Hal tersebut, menurutnya, karena puisi sarat gaya bahasa yang indah serta mampu menggugah jiwa.


"Kami ingin para santri dan seluruh pemuda di Ciganjur menghayati dan menghidupkan kecintaan kepada Rasulullah melalui berbagai cara, salah satunya dengan seni sastra. Puisi adalah media yang bisa menyentuh jiwa dengan bahasa indah," ujarnya.


Selain untuk mempererat kebersamaan, pembacaan puisi bersamaan dengan Maulid Nabi juga bertujuan untuk membangkitkan semangat spiritual dan kreativitas para santri dan jamaah.


Acara juga dihadiri oleh seorang alumni pesantren tersebut, KH Syaifullah Amin. Sebagai penceramah Kiai Amin, sapaannya, menjelaskan tentang Gembala sebagai bagian dari tradisi Islam.


Kiai Amin menjelaskan bahwa sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW merupakan penggembala domba. Aktifitas tersebut, lanjutnya, bukan sekadar profesi sederhana melainkan mengajarkan banyak hal kepada Rasulullah SAW seperti kesabaran, kepemimpinan dan rasa tanggung jawab. 


"Nabi kita adalah penggembala yang menjaga dan merawat domba-dombanya dengan penuh perhatian. Ini menjadi pelajaran besar, bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat yang lembut penuh kasih, namun tegas dalam menjaga dan melindungi umatnya," kata Kiai Amin di depan puluhan jamaah.


Dilanjutkan, konsep gembala ini meskipun sering diasosiasikan dengan agama lain, sebenarnya adalah bagian integral dari tradisi Islam yang ditunjukkan langsung oleh Rasulullah SAW. 


Sebagai seorang penggembala, Nabi Muhammad SAW. belajar mengelola berbagai situasi, mulai dari melindungi kawanan domba dari bahaya hingga memastikan mereka mendapatkan kebutuhan pokoknya. Nilai-nilai ini kemudian diimplementasikan dalam kepemimpinan Rasulullah terhadap umat Islam.


"Begitu pula seorang pemimpin, ia harus menjaga umatnya dan lingkungannya agar tetap dalam keadaan baik dan harmoni," ungkapnya.


Acara ini diakhiri dengan doa dan makan bersama sebagai bentuk rasa syukur. Para hadirin berharap agar umat Islam dapat selalu meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW.