Kontributor NU Online Bahas Wartawan Gadungan
NU Online · Jumat, 21 September 2012 | 05:29 WIB
Brebes, NU OnlineÂ
Kontributor NU Online Wilayah Brebes Wasdiun membahas keberadaan wartawan gadungan atau yang sering di kenal dengan wartawan bodrex. Hal itu lantaran ia diundang untuk mengisi seminar jurnalistik bertema Eksistensi Wartawan di Era Keterbukaan, Senin (17/9) dii gedung KPN Rukun Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.<>
Keberadaan oknum yang mengatasnamakan wartawan alias wartawan gadungan atau 'bodrex', dirasakan sangat meresahkan masyarakat. Pasalnya, mereka sering melakukan intimidasi dan seringkali pula memeras.
"Kami sering didatangi oknum yang mengaku wartawan, datangnya tidak melihat waktu dan seringkali menunjukkan wajah yang seram seperti menakut-nakuti," kata Tobi'in, salah satu peserta saat sesi tanya jawab.
Keberadaan wartawan gadungan ini jelas-jelas telah mengotori wartawan sesungguhnya yang bekerja secara professional, dan banyak memberikan informasi bermanfaat dan membantu masyarakat.
"Saya berharap ada tindakan dari lembaga atau organisasi wartawan yang resmi, untuk memberi sangsi pada mereka yang telah mengotori profesi wartawan," kata Tobiin pula.
Peserta lainnya, Mahnuri mengatakan, sebagai Ketua Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Tonjong, pihaknya sering menerima pengaduan dari anggotanya tentang ulah para wartawan gadungan itu. Karenanya diharapkan pihak berwenang untuk melakukan penertiban pada oknum-oknum yang merusak citra wartawan tersebut. "Sebaiknya dilakukan razia pada mereka," tegasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Wasdiun, narasumber pertama menyampaikan, oknum wartawan nakal itu semakin bertambah subur seiring bergulirnya liberalisasi pers pasca reformasi 1998. Sejak itu, kontrol birokrasi terhadap keberadaan media pers begitu longgar.Â
"Keberadaan mereka makin banyak setelah era keterbukaan informasi ini," katanya.
Dikatakan, sebuah media pers bisa meluncur begitu saja tanpa harus lewat prosedur yang rumit. Berbarengan dengan itu, siapa pun seolah-olah juga bisa masuk dalam komunitas pers. Siapa pun juga bisa membikin media sekalipun tanpa ditopang sumber dana dan sumberdaya manusia yang punya concern terhadap idealisme pers.Â
"Bahkan ada yang bisa memperoleh kartu pers dengan membayar sejumlah uang," ujar Wasdiun yang juga Sekretaris Forum Komunikasi Wartawan Brebes (FKWB) ini.
Lebih lanjut dijelaskan, jangan takut menghadapi mereka dan jika nyata-nyata melakukan pemerasan, jangan segan-segan untuk melaporkan pada pihak berwajib dengan disertai bukti. Dalam melaksanakan tugasnya, wartawan diatur oleh kode etik dan harus mengedapankan moral.Â
"Kalau benar tidak perlu takut, mereka harus dilawan dengan cara yang baik tentunya," tandas Wasdiun.
Sementara, nara sumber kedua, Atmo Tan Sidik menyampaikan perlu diterbitkan buku yang berisi daftar nama wartawan resmi, lengkap dengan wilayah tugasnya oleh organisasi atau lembaga yang menaungi wartawan. Buku itu bisa menjadi sumber informasi bagi siapa saja untuk mengetahui siapa saja wartawan yang sebenarnya dan profesional.
"FKWB juga dulu sudah ada buku itu dan Komunitas Jurnalis Bumiayu (KJB) nantinya juga bisa melakukan itu," katanya.
Dikatakan, wartawan dalam melakukan tugas jurnalistiknya biasanya dibatasi oleh wilayah liputan yang ditentukan oleh media tempatnya bekerja. Seorang wartawan tidak akan meliput di wilayah lain tanpa ada penugasan dari biro atau atasannya.Â
"Wilayah kerja atau liputan juga sudah ditentukan," kata Atmo yang juga menjabat sebagai Kabag Humas dan Prokol Setda Brebes ini.
Seminar terselenggara atas kerjasama karang taruna Ikatan Keluarga Pemuda Buniwah (IKPB) dengan Komunitas Jurnalis Bumiayu (KJB). Seminar yang dimoderatori Zaenal Muttaqin, wartawan PanturaNews.Com itu dibuka oleh Sekcam Sirampog, Warnoto mewakili Camat. Sebagai keynote speaker, Faizin dan diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari para Kepala Sekolah, Kepala Desa, pejabat tingkat Muspika dan juga pelajar.Â
Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muiz TGLÂ
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
3
Cerpen: Tirakat yang Gagal
4
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
5
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
6
Jamaah Haji Indonesia Bersyukur Tuntaskan Fase Armuzna
Terkini
Lihat Semua