Daerah

Kenalkan Kajian Pesantren secara Virtual, LTNNU Jatim Kembangkan Al-Kimya'

Jum, 28 Agustus 2020 | 08:00 WIB

Kenalkan Kajian Pesantren secara Virtual, LTNNU Jatim Kembangkan Al-Kimya'

Penandatanganan kerja sama antara PW LTNNU Jatim dengan PT Telkom Regional V. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Surabaya, NU Online

Pandemi Corona mengharuskan untuk tetap di rumah dan mengurangi kegiatan luar. Pada saat yang sama, kerja kreatif harus terus dilakukan demi meningkatkan khidmah. Jangan sampai beredarnya virus Corona justru menumpulkan kreasi. Hal itu juga yang dilakukan Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur. Lewat ‘Al-Kimya’sedang mengupayakan pengembangan madrasah virtual.

 

Dalam rangka kian mengintensifkan jangkauan lembaga ini,  pada beberapa waktu berselang menggelar pertemuan dengan PT Telkom  Regional V (Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara).  Acara dipusatkan di ruang gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya.

 

“Pertemuan dalam rangka penandatangan kerja sama antara PW LTNNU Jatim dengan perwakilan PT Telkom Regional V,” kata Ahmad Karomi, Jumat (28/8).

 

Menurut Sekretaris PW LTNNU Jatim ini, pertemuan menghasilkan kerja sama dalam bidang pengembangan madrasah virtual Al-Kimya’.

 

“Itu adalah madrasah virtual rintisan yang dikelolah oleh PW LTNNU Jawa Timur,” kata Gus Karomi, sapaan akrabnya.

 

Pria yang sekaligus dipercaya sebagai Direktur Al-Kimya’ ini menerangkan bahwa nantinya antara PW LTNNU Jawa Timur dengan Telkom akan saling mendukung dakwah di dunia virtual.

 

“Al-Kimya’ sendiri merupakan madrasah virtual di mana akan mengacu terhadap kurikulum yang ada di pondok pesantren pada umumnya,” jelasnya.

 

Para muta’allim akan ditempatkan pada kelas-kelas tertentu berdasarkan placement test atau dalam bahasa pondok pesantren terdapat kelas persiapan sehingga memiliki bekal dan tahu wawasan seperti apa yang sedang dibutuhkan.

 

“Setelah lulus dari madrasah virtual nantinya, para mutakharrijin atau alumni pesantren memiliki kepedulian dengan ruang virtual, sehingga kajian ala pesantren semakin marak,” ungkapnya.

 

Kandidat doktor ini mengemukakan bahwa kajian kitab dan khazanah pesantren hanya berpusat pada satu atau sejumlah tokoh saja. Dengan maraknya kajian ala pesantren nantinya akan menyemarakkan Islam rahmatan lil alamin.

 

Madrasah virtual nantinya diisi oleh pengajar yang ahli di bidangnya, seperti ilmu tajwid, fiqih, mantiq, tasawuf dan sebagainya. Selain itu para pengajar memiliki sanad kelimuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

“Hal ini tentu saja berbeda dengan orang yang hanya mengaji di media sosial karena tidak mengerti sanad keilmuan,” tegasnya.

 

Nantinya madrasah tersebut akan menggunakan platform trueconf yang terdapat pada market place dan terhubung dengan Aneeq.id. dalam praktiknya, setiap kelas terdapat jam tertentu untuk jadwal mengajinya.

 

Lebih jauh, Gus Karomi menjelaskan bahwa madrasah virtual akan terus berlanjut meskipun pandemi Covid-19 berakhir. Sebab pendidikan dihadapkan dengan suatu keniscayaan, yakni pendidikan melalui dunia virtual.

 

“Namun begitu, eksistensi madrasah virtual ini tidak akan menganggu madrasah offline lain. Justru dengan ini akan menarik minat lebih jauh masyarakat agar tertarik dengan pondok pesantren,” pungkasnya.

 

Kontributor: Rof Maulana

Editor: Ibnu Nawawi