Daerah

Ingatkan Keragaman, Peserta Upacara di Masjid Ini Gunakan Pakaian Daerah

Sen, 17 Agustus 2020 | 08:00 WIB

Ingatkan Keragaman, Peserta Upacara di Masjid Ini Gunakan Pakaian Daerah

H M Sudjak, Ketua BPP Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menyampaikan pesan kemerdekaan. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Surabaya, NU Online

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menggelar upacara bendera memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Upacara bendera ini digelar sebagai wujud cinta Tanah Air dan memaknai keragaman yang ada.

 

Untuk mewujudkan rasa memiliki kebinekaan di Indonesia, Masjid Nasional Al-Akbar menggelar upacara dengan menggunakan pakai adat atau pakaian daerah.

 

“Ini merupakan wujud dari berbeda secara adat, suku, ras tapi kita tetap satu, tetap Indonesia,” kata H Helmy M Noor, Senin (17/8).

 

Humas Masjid Al-Akbar Surabaya tersebut menjelaskan bahwa upacara bendera dilaksanakan di Taman Asmaul Husna, komplek masjid setempat. Juga tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan prosedur standar yang dimiliki masjid.

 

“Penerapan standar dan protokol kesehatan seperti biasa ketika pelaksanaan shalat berjamaah dan shalat Jumat,” kata Helmy.

 

Di pintu masuk semua peserta dan tamu undangan dicek suhu badan menggunakan thermal gun, cuci tangan dan semua peserta upacara wajib mengenakan masker.

 

“Kami juga menerapkan physical distancing, dengan demikian peserta upacara terbatas hanya diikuti pengurus, karyawan dan mitra dakwah masjid,” urainya.

 

Selain itu, alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang  tersebut mengatakan untuk tahun ini tidak ada pengibaran bendera raksasa yang berukuran 17x25 meter di Menara 99 milik masjid.

 

“Sebagai gantinya kami memasang 45 bendera merah putih yang terpasang di kawasan Taman Asmaul Husna Masjid Al Akbar Surabaya,” terangnya.

 

Untuk memberikan semangat baru di masa pandemi, Helmy mengatakan peserta upacara bendera dengan menggunakan pakaian adat. Ada yang mengenakan pakaian adat Bali, Jawa Timur, Reog Ponorogo, Solo,  kostum adat Jawa (Dalang) dan lainnya.

 

“Tentu ini tidak hanya sebuah inovasi semata, tapi semangat untuk menanamkan kebangsaan meski di tengah pandemi,” jelasnya. Ini merupakan salah satu implementasi hubbul wathan minal iman, cintai agama dan juga cintai Indonesia. Keduanya harus saling beriringan, lanjutnya.

 

Sedangkan H M Sudjak, Ketua Pengurus Badan Pelaksana Pengelola atau BPP Masjid Al-Akbar mengatakan inovasi baru di tengah masa pandemi Covid-19 harus dilakukan.

 

“Jangan karena wabah kita hanya berdiam diri, tanpa melakukan inovasi dan kreativitas. Ini bagian dari inovasi untuk terus mencintai Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini,” pesannya.

 

Kontributor: Rof Maulana

Editor: Ibnu Nawawi