Daerah

Haul Sunan Terboyo Berlangsung Istimewa

NU Online  ·  Kamis, 15 November 2012 | 07:15 WIB

Semarang, NU Online
Masyarakat Semarang dan berbagai kota lainnya pada hari Rabu  14 Nopember 2012 atau malam Kamis Suro 1434 H Ba’da Isya’ mengikuti pengajian umum dan tahlil dalam rangka haul Sunan Terboyo atau Kyai Kanjeng R Adipati Surohadimenggolo V di Komplek Makam Masjid Terboyo. <>

Acara didahului malam Rabu sehari sebelumnya dengan kegiatan hataman Qur’an bin nadzor, dilanjutkan esoknya Rabu ba’da subuh hataman Qur’an bil ghaib. Puncak acara pengajian umum disampaikan oleh Habib Umar Muthohar dan KH.Haris Shodaqah, pengasuh Pesantren Al Itqan Bugen Muktiharjo Kidul.

Haul tahun ini lebih istimewa, menindaklanjuti berita Semarang Kota Pusaka. Abdullah Hamid Ketua Komunitas Sambua (Semarang Kota Atlas yang majemuk, berbudaya, urban (madani) dan agamis) menelusuri informasi dari Purnomo pejabat Bappeda, bahwa Pemkot Semarang bulan ini telah menetapkan status cagar budaya termasuk kawasan makam Sunan Terboyo. 

Sewaktu Sambua ikut ziarah banyak dihadiri kaum muslimin, diketahui setidaknya ada 2 situs di kawasan tersebut yaitu Makam Sunan Terboyo dan Masjid Terboyo berdiri  tahun 1821 M. Termasuk juga di dalamnya sumur tua. Berada di satu komplek terletak di Desa Tambakrejo  RT 01/ RW I Kecamatan Gayamsari Kodya Semarang Artinya, implikasi penetapan ini Pemkot  menyusun rencana pengelolaan kawasan cagar budaya meliputi pelestarian pola sosial budaya masyarakat masa Sunan Terboyo, pengaturan perubahan dan bentuk bangunan makam dan masjid misalnya meninggikan karena diakibatkan rob, dan pengembangan kegiatan kepariwisataan seperti rangkaian kegiatan haul terkait wisata agama. Insyaallah haul selanjutnya syiarnya lebih luas.    

Kanjeng Kyai Surohadimenggolo V, Pangeran Adipati Terboyo yang namanya lebih terkenal dengan sebutan Kanjeng Terboyo yang memerintah di Semarang tahun 1802 – 1821 dan memainkan peranan penting dalam sejarah politik di Jawa Tengah.

Nama besar Sunan Terboyo1 tidak bisa dipisahkan dengan nama besar Ki Bustam yang menjadi kakeknya. Ki Bustam adalah orang pertama yang memberikan gagasan untuk mendirikan dua kerajaan yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Dia juga yang merancang sebagian besar dari persetujuan terakhir antara Mangkubumi dan Belanda. 
Karena pemberontak sudah berada di sekitar Semarang, tiada yang berani membawa surat ke Mangkubumi, pemimpin pemberontak  itu. Banyak Bupati yang diminta untuk membawa surat ke Mangkubumi, namun kebanyakan lebih suka meletakkan jabatan daripada melaksanakan tugas berbahaya itu, tetapi Ki Bustam bersedia melaksanakan tugas itu seorang diri. 

Dengan menyamar sebagai pemotong rumput, setelah melewati berbagai bahaya, ia dapat bertemu Mangkubumi. Semula ia diperlakukan sebagai tawanan, tetapi setelah Ki Bustam memperlihatkan surat yang dibawanya, ia diperlakukan dengan segala kehormatan. 

Dijelaskan bahwa pemberontakan Mangkubumi adalah akibat dari kesalahan politik Belanda terhadap Mangkubumi. Ki Bustam mengatakan pada Belanda, bahwa Mangkubumi yang berhak menjadi Sultan Yogyakarta. Karena ia adalah putra Sultan sebelumnya dan adik Sultan yang baru meninggal dunia. Dengan demikian dengan perantaraan dari nasihat Ki Bustam, peperangan antara Mangkubumi dan Belanda  dapat diakhiri pada tahun 1755 dengan memberi kekuasan kepada Mangkubumi.  

Meskipun sulit ditemukan sejarah tertulis tentang Kanjeng Terboyo, namun terdapat satu peninggalan sejarah yang sampai sekarang masih berdiri megah yaitu Masjid Jami’ Terboyo dengan ciri khas mimbar kayu  jati dengan ukiran yang demikian menarik, pada sandaran tempat duduk Khatib terdapat prasasti yang menyakinkan bahwa masjid ini benar-benar dibangun oleh Kanjeng Terboyo.


Redaktur: Mukafi Niam