Wawancara

Rapat Pleno PBNU 2019 untuk Tingkatkan Kinerja Jelang Muktamar 2020

Jum, 20 September 2019 | 11:00 WIB

Rapat Pleno PBNU 2019 untuk Tingkatkan Kinerja Jelang Muktamar 2020

Kesuksesan Pleno PBNU 2019 tercermin dari meningkatnya kinerja lembaga dan badan otonom di lingkungan NU.

Sejak berdiri tahun 1926, NU berupaya untuk berkhidmah kepada umat Islam Ahlussunah wal Jamaah dan negara Indonesia. Bahkan, kalau mampu umat manusia secara umum sebagaimana lambang bola dunia yang ada di lambang NU. Khidmah NU kepada agama dan negara tercatat sejarah melalui pergerakan para tokohnya. 
 
Zaman boleh saja berubah, para tokoh NU pun berganti dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, khidmah kepada agama dan negara tak pernah berubah. Bahkan dari waktu ke waktu diperbaiki kualitasnya sesuai dengan situasi dan kondisinya. 
 
Upaya tersebut tentu saja memerlukan pengurus NU serta lembaga dan badan otonomnya yang berkualitas yang mampu mencermati kebutuhan dan semangat zaman yang diejawantahkan dengan program yang berkualitas pula.  
 
PBNU sebagai pengelola organisasi di tingkat pusat perlu memastikan agar lembaga dan banomnya berkualitas dengan cara mengadakan evaluasi berkala. Salah satu mekanismenya melalui rapat pleno yang dihadiri seluruh pengurus PBNU sendiri dan pengurus lembaga dan banom NU di tingkat pusat. 
 
Untuk tujuan itu, PBNU mengadakan Rapat Pleno 2019 di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 2 di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 22 September. Kegiatan tersebut dihadiri seluruh pengurus NU di tingkat pusat yang menyertakan pengurus lembaga dan banom NU di tingkat pusat pula.  
 
Untuk mengetahui lebih dalam terkait apa dan bagaimana Rapat Pleno PBNU 2019, Abdullah Alawi dari NU Online mewawancarai ketua panitianya, yaitu KH Abdul Manan Abdul Ghani di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (18/9). Berikut petikannya: 
 
Apa yang akan dibahas Rapat Pleno PBNU 2019?
 
Akan dibahas laporan-laporan lembaga dan badan otonom NU. Pembahasan ada di komisi program, komisi organisasi, ada tiga komisi, dengan komisi rekomendasi, usulan. Semua program akan dipusatkan setahun menuju muktamar NU ke-34 pada tahun 2020, termasuk kita akan mendengarkan teman-teman tim survei PBNU, survei tempat muktamar dari wilayah-wilayah (PWNU-PWNU) yang mengajukan sebagai wilayah yang dipakai tempat muktamar.
 
Siapakh peserta Rapat Pleno PBNU itu? 
 
Peserta pleno adalah seluruh pengurus PBNU, Mustasyar, A’wan, pengurus Syuriyah, Tanfidziyah, harian, anggota, ketua-ketua lembaga dan banom, yang jumlahnya kurang lebih 200 orang. 
 
Sebetulnya kapan saja Rapat Pleno PBNU itu dilaksanakan?
 
Seharusnya rapat pleno itu dilaksanakan setahun sekali. Ini adalah pleno terakhir masa bakti periode kedua di bawah pimpinan Profesor Doktor Kiai Haji Said Aqil Sroj. 
 
Siapa saja yang diundang hadir selain peserta Rapat Pleno PBNU yang disebutkan tadi? 
 
Dalam pembukaan kita mengundang seluruh pengurus PWNU Jawa Barat, PCNU Jawa Barat dan jamaahnya, kemudian Banten dan DKI Jakarta. Pada acara pembukaan insyaallah dihadiri oleh Bapak Wakil Presiden Indonesia terpilih yaitu Bapak Profesor Doktor Kiai Haji Ma’ruf Amin. 
 
Apa harapan atau ukuran sukses Rapat Pleno PBNU kali ini? 
 
Lembaga dan banom diharapkan meningkatkan kinerjanya menuju muktamar ke-34 yang akan datang. Jadi bekerja setahun untuk melanjutkan konsolidasi, program-program yang masih belum dilaksanakan. 
 
Sukses pelaksanaan acara kita ini, acara rapat pleno PBNU ini, suksesnya itu, sesudah plenonya, seluruh lembaga, seluruh banom, setelah dievaluasi, meningkatkan kinerjanya, menuju muktmar ke-34. Itu namanya sukses pleno. 
 
Lalu, setelah dievaluasi kinerjanya, bagaimana memastikan bahwa banom dan lembaga NU memperbaiki kinerjanya? 
 
Ya, disuruh mengerjakan hasil-hasil evaluasi rapat pleno. Hasil rapat pleno ini, semuanya harus mengerjakan tindak lanjut dari hasil pleno ini. 
 
Bagaimana mekanisme kontrolnya? 
 
Seluruh lembaga itu ada ketua yang membidanginya seperti saya misalnya Ketua PBNU yang membidangi lembaga dakwah dan takmir masjid, ya itu kontronya adalah kita, para ketua dan para katib mengontrol kegiatan lembaga dan banom ini jalan apa tidak; sebagai pembina, sebagai penasihat lembaga dan banom NU.
 
Tadi disebutkan ada komisi rekomendasi. Itu hanya khusus ke dalam, yaitu ke banom dan lembaga NU, atau ada rekomendasi ke luar, misalnya ke pemerintah? 
 
Ya tentu rekomendasi itu ada ke dalam dan ada yang ke luar. Rekomendasi ke luar misalnya bagaimana usulan PBNU tentang perpindahan ibu kota negara? Apa ada rekomendasinya? Itu misalnya. Doakan rapat pleno ini sukses. Amin..


Pewawancara: Abdullah Alawi
Editor: Mahbib