Jakarta, NU Online
Para peneliti Cina menyatakan, mereka untuk pertama kalinya menemukan virus flu burung yang mematikan di dalam tubuh babi.
Seorang pejabat pusat penelitian Flu Burung menyatakan, virus H5N1 itu ditemukan di dalam babi di beberapa peternakan di Cina, seperti dikutip Situs BBC London (22/8).
Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan, penemuan itu akan sangat mengkuatirkan, khususnya bila virus flu burung dan flu manusia bergabung di dalam babi dan menghasilkan jenis virus yang lebih mematikan. Lebih dari 20 orang tewas, dan setidaknya 200 juta unggas terpaksa dibantai saat virus tersebut marak di Asia awal tahun ini.
<>Berita yang cukup mengejutkan bahwa virus flu burung H5N1 ini ditemukan di tubuh babi di sejumlah peternakan di Cina disampaikan oleh Chen Hualan, seorang pejabat di Laboratorium Flu Burung Nasional Cina.
Namun, WHO tidak terkejut dengan informasi itu. "Ini bukan hal yang mengejutkan. Akan tetapi, saya rasa ini hal baru bahwa mereka menemukannya. Kami tahu bahwa babi dapat membawa virus manusia di samping virus flu burung," kata wakil WHO di Beijing, Henk Bekedam.
Turunan flu burung yang mematikan itu sejauh ini ditemukan mampu menyebar dari unggas ke manusia, tetapi tidak langsung dari satu orang ke orang lain. Namun, para ahli kesehatan mengkhawatirkan bahwa virus tersebut dapat bermutasi ke sebuah bentuk yang bisa ditularkan antarmanusia.
Para ilmuwan khawatir bahwa penyakit itu bisa mengenai mamalia yang lain, seperti babi -yang secara genetis mirip dengan manusia. "Kekhawatirannya adalah virus itu akan melompat ke mamalia," kata Chen Hualan.
Dalam konferensi internasional mengenai flu burung dan sindrom pernapasan akut parah (SARS) di Beijing kemarin, para ahli kesehatan mengatakan, penemuan di Malaysia itu menunjukkan adanya kemungkinan berjangkitnya penyakit tersebut. "Ini merupakan keprihatinan besar. Ini menegaskan bahwa virus itu endemik di kawasan itu," kata ahli virulogi, Dr Robert Webster dari St Jude Children’s Research Hospital di Memphis, Tennessee.
Dia berbicara di sela-sela konprensi internasional guna mencegah SARS dan flu burung. Dia menolak memberikan rincian mengenai kejadian tersebut, yang dilaporkan terjadi tahun ini dan tahun lalu.
Para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia sudah menyampaikan keprihatinan, dan mengatakan mereka masih mencari informasi lanjutan mengenai hal tersebut, karena sebelumnya tidak pernah terjadi. Yang juga masih belum jelas apakah virus itu menyebar ke babi, ataukah sudah berjangkit diantara babi.
Bila itu memang terjadi, ini bisa menimbulkan bahaya karena babi bisa mengidap flu burung dan flu manusia, dan percampuran itu bisa menciptakan jenis virus baru yang berbahaya.
Sementara itu, Dr Julie Hall dari WHO mengatakan, kawasan Asia memiliki "tandon besar" virus flu burung. "Sangat penting bahwa semua negara terus bersiap menghadapi kemungkinan berjangkitnya penyakit ini, untuk memperkuat sistem mereka, sehingga kita bisa mendeteksi kasus ini secara dini, dan bereaksi dengan cepat," kata Hall. (cih)
Terpopuler
1
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
2
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
3
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
4
Hadapi Tantangan Global, KH Said Aqil Siroj Tegaskan Khazanah Pesantren Perlu Diaktualisasikan dengan Baik
5
Israel Tarik Kapal Bantuan Handala Menuju Gaza ke Pelabuhan Ashdod
6
Advokat: PT Garuda dan Pertamina adalah Contoh Buruk Jika Wamen Boleh Rangkap Jabatan
Terkini
Lihat Semua