Warta

Untuk Aksi Kemanusiaan Di Aceh, LS Mabarot Tunggu Instruksi PBNU

NU Online  ·  Senin, 27 Desember 2004 | 13:28 WIB

Jakarta, NU Online
Gempa dasyat disertai gelombang tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara yang terjadi pada pukul 07.58, Minggu (26/12) kemarin telah mengakibatkan ribuan orang meninggal, dan ratusan luka-luka. Gempa yang disertai gelombang air pasang atau tsunami itu juga melanda beberapa negara di Asia, seperti Srilanka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand yang juga mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. Penduduk yang berhasil menyelamatkan diri saat ini terpaksa harus menjauh dari lokasi bencana yang sewaktu-waktu bisa terkena gempa dan gelombang tsunami susulan. Mereka pun terpaksa mengungsi ke tempat-tempat aman. Kesedihan karena kehilangan sanak keluarga, dan kecemasan akibat bencana itu  membuat mereka tak tahu harus berbuat apa. Mayat-mayat korban bencana yang belum sempat dimakamkan, bukan hanya memenuhi rumah sakit di Aceh, namun  berjejer di pinggir-pinggir jalan, menggambarkan kondisi Banda Aceh khususnya saat ini. Mereka membutuhkan uluran tangan dari saudara-saudaranya yang berada di tempat lain dan aman.

Berkaitan dengan korban-korban itu, NU Online menghubungi Ketua Lembaga Sosial Mabarot (LSM) DR. Syahrizal Syarif, PhD. Menurut ketua lembaga di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang bergerak dalam bidang sosial dan kesehatan ini, pihaknya turut berbelasungkawa  yang sedalam-dalamnya kepada para korban atas musibah yang memilukan tersebut. Karena itu, LS Mabarot menjajaki kemungkinan membuka posko kesehatan di Aceh. Namun untuk melakukannya, menurut Syahrizal tidak mudah.

<>

"Persoalannya memang sampai saat ini kami masih belum berhasil menghubungi pengurus Tanfidziyah di Aceh, karena sambungan telepon masih belum berfungsi kembali. Alternatifnya, saya menghubungi Pak Amin  Noor Siregar ketua tanfidziyah PWNU Sumatra Utara (Sumut) untuk bisa memfasilitasi rencana pembukaan Posko Kesehatan di sana," ujar Syahrizal kepada NU Online, Senin (27/12).

Ketika ditanya mengenai bentuk aksi kemanusiaan yang tepat dilakukan di Aceh dan wilayah bencana gempa lainnya seperti Nias,  Syahrizal mengatakan, bahwa dalam aksi kemanusiaan yang direncanakan lembaga yang dipimpinnya, kemungkinan besar rehabilitasi kesehatan korban secara kejiwaan akan mendapat perhatian.

"Biasanya dalam bencana  seperti ini yang sangat dibutuhkan korban, setelah bahan pokok dan obat-obatan, adalah selimut, alas-alas tidur, pakaian ganti. Tetapi  mengingat hal itu tidak akan selesai dalam seminggu dua minggu, maka  para korban bencana  membutuhkan proses rehabilitasi. Jadi perlu dibuat tempat khusus untuk pendidikan anak - anak yang terlantar akibat gempa. Sama pentingnya dengan itu, pemulihan anak-anak dari trauma harus segera dilakukan," kata mantan dekan III Fakultas Kesehatan masyarakat (FKM) UI periode 1993-1995 tahun silam.

Dalam rangka rehabilitasi korban, khususnya anak-anak dari perasaan traumatik itu, menurut Syahrizal, dibutuhkan ahli psikologi untuk mendampingi proses rehabilitasi itu. "Hal ini penting sebab tanpa pemulihan dari trauma akan berdampak kurang baik bagi perkembangan anak-anak korban bencana," ungkapnya.

Namun demikian, Syahrizal mengaku belum bisa menjelaskan bagaimana bentuk penggalangan solidaritas dari warga nahdliyin untuk para korban bencana alam ini. Sebab LS Mabarot harus terlebih dahulu menunggu rapat PBNU yang akan diadakan besok malam, Selasa (28/12) di Graha PBNU, Jakarta.

"Karena itu, kami belum bisa menjelaskan bagaimana bentuk penggalangan itu, apakah akan dilakukan dengan membuka rekening, ataukah tanpa membuka rekening. Karena kami masih perlu menunggu hasil keputusan dalam rapat PBNU besok," katanya.

Namun, kata Syahrizal, bila teknisnya salah satunya harus membuka rekening kemanusiaan, tentu semua harus akuntabel atau bisa dipertanggung jawabkan, karena menyangkut kepercayaan masyarakat untuk disalurkan kepada para korban. 

Di jumpai di tempat berbeda, Wakil Sekjend PBNU Saiful Bahri Anshori mengatakan, bahwa saat ini PWNU Sumatra Utara, sebagai pengurus wilayah yang paling dekat dengan Pulau Nias, maupun Aceh sedang melakukan aksi kesehatan di sana. Namun, untuk memperkuat koordinasi dan solidaritas untuk korban Bencana Nasional itu, Saiful pun membenarkan bahwa PBNU baru akan mengadakan rapat khusus berkaitan dengan Bencana Nasional di Aceh dan Sumatra Utara Selasa malam besok.

Sementara, untuk mengetahui perkembangan aksi kemanusiaan yang dilakukan PWNU Sumatra Utara (Sumut), NU Online mencoba menghubungi kantor PWNU Sumut, namun sampai berita ini dibuat, telepon kantor PWNU masih belum ada yang mengangkat. (dul)