Ubah Sahadat, Kelompok Darul Islam Fillah Dinilai Sesat
NU Online · Ahad, 4 April 2010 | 22:10 WIB
Kelompok Darul Islam Fillah di kabupaten Garut, Jawa Barat, yang dipimpin Sensen Komara, dinilai sebagai ajaran yang sesat dan menyesatkan. Meski memakai kata ‘Islam’ aliran ini mengubah kalimat sahadat.
Selain itu kelompok Darul Islam Fillah tidak mewajibkan shalat lima waktu. Lalu jika shalat, kiblatnya ke arah timur, bukan ke barat atau ka’bah.<>
"Aliran tersebut, memenuhi unsur sepuluh kriteria ajaran sesat yang ditetapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), juga secara yuridis formal berdasarkan ketentuan hukum melanggar Perpres No.1/1965 jo psl. 156.a KUHP tentang penyalahgunaan dan atau penodaan terhadap agama dan perbuatan makar," kata H Jusef Djuanda, tokoh setempat, Ahad (4/’4).
Jusef mengatakan, pihaknya telah menggelar Musyawarah dengan unsur Muspida dan para ulama dan hasilnya telah disosialisasikan pada Majelis Ta`lim Al Hasan di kampung Babakan Cipari desa Sukalaksana kecamatan Pangatikan, yang merupakan basis Darul Islam Fillah.
Pihaknya bersama Muspida memberikan waktu selama tujuh hari terhitung sejak 3 April 2009, agar kelompok Darul Islam Fillah bisa menentukan sikap dengan dua pilihan, yakni kembali ke jalan yang benar atau tetap bersikeras mempertahankan ajarannya.
"Jika tetap mempertahankan ajarannya, maka dengan sangat terpaksa akan dituntaskan pengusutannya melalui jalur hukum," kata Jusef.
Dia mengatakan kelompok Darul Islam Fillah mengganti ucapan shahadat dengan ungkapan akhir "Drs Sensen Komara Rasullullah. Kelompok itu juga mengajak "mubahalal" (sumpah serapah) dengan materi ungkapan yang tidak Islami, kata Jusef. (ant/sam)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua