Warta

Serdadu Banyak yang Bunuh Diri, Bush Kirim Psikiatri ke Iraq

NU Online  ·  Sabtu, 27 Maret 2004 | 13:24 WIB

Jakarta, NU Online
Bertugas di daerah tempur memang tidak mengenakkan. Tidak heran rasio angka bunuh diri serdadu AS di Iraq  terus melonjak. Hal ini  membuat Bush melalui Angkatan Darat AS perlu mendatangkan para pakar kesehatan mental ke negeri 1001 malam itu.

Seperti diberitakan, belum lama ini  12 anggota Tim Penasehat Kesehatan Mental AD-AS yang terdiri dari psikiatri, psikolog, pekerja sosial dan pakar tekanan dalam perang itu melakukan tugas pemeriksaaan kesehatan mental tentara AS di Iraq.

<>

Meski banyak serdadu Paman Sam bunuh diri dan berprilaku aneh akibat depresi, para pakar tersebut belum menganggap berbahaya. “Hasil penemuan menyebutkan kasus-kasus bunuh diri itu bukan epidemi,” ujar seorang pejabat AD-AS, membahas laporan itu sehari sebelum dirilis secara resmi, Sabtu.  Dalam laporan itu memang disebutkan tidak menjalar di mana-mana, akan tetapi angkanya cenderung menaik.

AD-AS telah melaporkan, sedikitnya dua lusin serdadu AS mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri di Iraq dan Kuwait. Namun sejak lima serdadu melakukan bunuh diri pada Juli 2003, angka rata-rata bunuh diri serdadu AS menurun menjadi dua kasus per bulannya.

Pada periode 1995-2002, AD-AS melaporkan prosentase angka bunuh diri di mencapai 11,9 per 100.000 serdadu. Angka bunuh diri serdadu AS yang dikirim bertugas di Iraq adalah 17,3 per 100.000 pada tahun 2003. Khusus di AD-AS, prosentase angka bunuh diri dilaporkan 12,8 per 100.000 serdadu pada tahun 2003.  AS menempatkan sedikitnya 120.000 pasukan di Iraq. Mayoritas pasukan yang ditempatkan berasal dari kesatuan-kesatuan AD-AS.

Tim Penasehat Kesehatan Mental AD-AS merekomendasikan pengiriman lebih banyak pakar kesehatan mental ke Iraq dan Kuwait. Hal itu dimaksudkan untuk memberi bantuan dan mencegah serdadu AS melakukan bunuh diri.  Pada bagian lain, Tim Penasehat Kesehatan Mental AD-AS meminta AD-AS menggunakan ‘persahabatan’ untuk menekankan perlunya saling menjaga antara satu serdadu dengan serdadu lainnya.

Pejabat AD-AS menyatakan, Tim Penasehat Kesehatan Mental AD-AS ditempatkan di Iraq dan Kuwait pada Agustus 2003 dan kembali dari tugasnya pada Oktober 2003 setelah mewawancarai 760 serdadu.  Lebih lanjut dikemukakan, Tim Penasehat Kesehatan Mental AD-AS mengidentifikasi sejumlah penyebab stres, termasuk ketidakpastian berapa lama serdadu AS harus bertugas di Iraq, cuaca panas yang menyengat dan ancaman bom  yang mengancam setiap saat. Belum  juga soal kerinduan kepada  keluarga.  Pemerintah Bush didesak untuk memikirkan kembali rencana besarnya menduduki Iraq. (MA/rtr)