Warta

SBY Tidak Terbendung di PKB, PBNU Tunggu Waktu

NU Online  ·  Rabu, 17 Maret 2004 | 08:03 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono  semakin tidak terbendung. Dukungan politik mengalir dari  banyak arah. Saking kepincutnya, DPP PKB berencana "ngebon" SBY dalam kampanye putaran terakhir di Tambaksari Surabaya, 29 Maret  2004. SBY sendiri merespons positif. Pria yang sering dipanggil SBY itu menyatakan kesiapannya untuk hadir.

Namun, tokoh asal Pacitan, Jatim, ini menegaskan, dirinya tidak mungkin diposisikan sebagai juru kampanye tamu. Sebab, di Komisi Pemilihan Umum (KPU), dia terdaftar sebagai juru kampanye Partai Demokrat (PD) yang dia dirikan. "Saya jalankan tugas itu. Sebagai bagian dari demokrasi, saya tidak mungkin kampanye di parpol lain," tandasnya usai meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Darussalam di Kantor Polkam kemarin.

<>

Menurut SBY, kalau sebatas diundang, dirinya sangat membuka diri. "Kalau diundang hadir dalam kampanye parpol lain, sangat mungkin dipenuhi," katanya santun.

Mengenai upaya memasangkan dirinya dengan Ketua Dewan Syura PKB KH Abdurrahman Wahid dalam pemilihan presiden mendatang, SBY tidak menjawab secara tegas. Dia menandaskan, saat ini belum tepat membicarakan masalah calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).

"Sekarang ini semua harus menyukseskan pemilu legislatif dulu. Baru setelah 5 April dan formasi atau peta politik terbentuk, baru tepat membicarakan bagaimana membangun konsensus atau political sharing," ujar SBY seperti dikutip JPPN.

Seperti diketahui, langkah PKB merangkul SBY sebagai cawapres untuk mendampingi Gus Dur semakin menunjukkan keseriusan. Ini seperti disampaikan sejumlah petinggi PKB, baik Gus Dur sendiri maupun Ketua Umum DPP PKB Alwi Shihab. Sebelumnya, nama SBY juga disebut para kiai khos yang hadir di Cirebon, Jawa Barat, sebagai salah satu kandidat pengganti Gus Dur jika mantan ketua PB NU itu berhalangan.

Meski namanya semakin melambung dan semakin dekat dengan PKB, kalangan PBNU belum memberikan lampu hijau kepada jenderal cerdas  tersebut. Sebagai pemegang saham politik di PKB,  suara PKB sangat mempengaruhi  keputusan petinggi PKB. Sebelumnya, Ketua PBNU H Ahmad Bagja berharap calon yang diajukan PKB sebaiknya berasal dari NU. (MA)